Oleh Adhan Sanusi, Lc.
Setiap diri kita itu tersimpan puzzle-puzzle kehidupan. Apa itu? Yaitu berbagai macam masalah, realita, dan keinginan diri yang tercampur jadi satu dalam sebuah kerangjang fikiran.
Apa yang di maksud dengan masalah? Masalah adalah jarak antara keinginan dan realita saat ini. Misalnya ingin ke Jakarta, saat ini ada di Surabaya. Ketika tidak bisa ke Jakarta karena berbagai hal, itulah yang di sebut masalah.
Ruwetnya kehidupan itu karena kita tidak bisa memilah dan memilih masalah mana terlebih dahulu yang harus dikerjakan atau diselesaikan. Mana yang hal yang strategis mana yang kurang strategis. Mana yang prioritas mana yang bukan, mana yang penting, mana yang lebih penting.
Ketidakmampuan pembacaan terhadap masalah diri ini mengakibatkan kaburnya langkah-langkah yang harus di kerjakan. Tidak ada kejelasan pekerjaan yang dilakaukan sedang menuju kemana? Butuh berapa lama? Efek hal tersebut membuat target-target tidak jelas sehingga menjadikan waktunya murah sekali untuk dilewati begitu saja tanpa satuan amal yang jelas.
Banyak waktu habis oleh HP yang hasilnya juga tidak jelas terhadap tercapai keinginan/target besarnya.
Ketidakmampuan pembacaan terhadap diri sendiri ini bermuara kepada satu hal: Tidak mampu menemukan GOAL BESAR dalam hidupnya. Goal/target yang akan menyedot seluruh energi untuk di arahkan kepadanya. Goal tidak harus selalu bersifat materi, bisa jadi berupa nilai diri, namun poweful.
Karena itu, kemampuan pembacaan diri ini sangat menentukan kejelasan masalah pribadinya, kejelasan langkah, kejelasan waktu, kejelasan sumber daya dll.
Dalam pembacaan diri ini setiap kita di lahirkan dengan kemampuan berbeda-beda. Ada yang Allah mudahkan sejak awal menemukan goalnya yang sangat jelas. Sejak awal dia sudah bisa mengkondisikan dirinya, waktunya dan seluruh sumberdaya untuk memenuhi GOAL BESAR nya tersebut. Orang seperti ini biasanya menjadi orang besar pengaruh dan manfaat kepada ummat.
Menemukan GOAL BESAR sampai terang benderang seperti tersebut, tidaklah mudah. Setidaknya ada dua cara yang bisa di lakukan:
- Melalui kontemplasi atau perenungan yang mendalam sampai GOAL BESAR tersebut terang benderang. Langkah-langkahnya jelas. Biasanya yang seperti ini butuh lama, pasang surut, butuh energi besar melawan nafsu diri sendiri, melawan kebiasaan lama yang tidak selaras dengan tujuan.
- Melalui bimbingan orang yang paham, yang biasa di sebut ilmu coaching. Nah ini insya Allah akan memudahkan. Karena akan di tuntun sampai bisa berjalan sendiri.
وَفِیۤ أَنفُسِكُمۡۚ أَفَلَا تُبۡصِرُونَ
“Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” [Surat Adz-Dzariyat 21]
Bashirah adalah melihat dengan mata hati, penglihatan bathin akan melihat kesemestaan kekuasaan-Nya, lalu melihat posisi dirinya, dan peran apa yang akan dipersembahkan di hadapan-Nya.
Jiwa jiwa kepemimpinan itu pasti melalui jalan perenungan ini.
Mudahkan kami ya Rabb meniti jalanmu. Aamiin ya Rabb.
Wallahu A’lam.
Informasi Tambahan:
- Instagram https://instagram.com/wafaindonesia?igshid=1em93xp2gau05
- Youtube https://www.youtube.com/user/WAFAOtakKanan
- Aplikasi android WAFA https://play.google.com/store/apps/details?id=or.id.wafaindonesia.wafa01
- Facebook https://www.facebook.com/MetodeWafa
- Fanpage https://www.facebook.com/BelajarAlQuranMetodeOtakKanan