pria terburu-buru melihat jam tangan

Bagaimana Sikap Terburu-buru dalam Islam? Dari Bahaya hingga Dibenarkan

Terburu-buru atau tergesa-tergesa adalah sikap yang sering kali muncul dalam kehidupan sehari-hari. Sikap ini adalah kebiasaan yang tidak baik, karena tidak hanya menghambat diri menjadi orang yang lebih bijak, tetapi juga mendatangkan tubian musibah dan masalah. Sikap ini merupakan penyakit manusia yang berasal dari setan, karena Rasulullah SAW bersabda:

التَّأَنِّي مِنَ اللهِ، وَالْعَجَلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ

Ketenangan datangnya dari Allah, sedangkan ketergesaan datangnya dari setan“. (Hadist Hasan – Baihaqi)

 

Bahaya Sikap Terburu-buru

Merenung sejenak betapa rugi dan tak nikmatnya sikap terburu-buru ini dalam sholat, dalam tilawah, dalam berdoa dan keinginan mendapatkan hasil dari doa, dalam berdzikir, saat makan, saat menyetir, maupun menanggapi pembicaraan orang lain. Sikap terburu-buru ini akan menghalangi kita dari ketenangan, kebijaksanaan, serta menempatkan kita pada resiko bahaya yang tidak perlu.

 

Terburu-buru juga Bisa Dibenarkan

Ada beberapa kondisi di mana syariat menganjurkan kita untuk segera bertindak, misalnya:

  • Berbuka puasa tepat waktu ketika adzan Maghrib berkumandang.
  • Menikah jika sudah memiliki syahwat serta kemampuan.
  • Membayar hutang saat mampu.

Dalam hal-hal ini, kecepatan dalam bertindak justru dianjurkan, namun tetap dalam kerangka aturan syariat.

 

Dampak Negatif dari Terburu-buru

Sikap terburu-buru yang sering terjadi terutama dalam urusan duniawi, seperti keingian untuk cepat menjadi kaya sehingga menghalalkan yang haram. Contohnya seperti berani korupsi, menipu, menyuap, menarik pungli, terlibat dalam riba, menjual barang haram. Semua ini hanya akan menghasilkan kekayaan yang tidak berkah dan menjauhkan kita dari kebahagiaan sejati.

 

Latihan untuk Menghindari kebiasaan Terburu-buru

Penting bagi kita untuk melatih diri, membiasakan secara perlahan-lahan untuk bersikap tenang dan menahan diri agar bisa lebih khusyuk dalam ibadah, lebih bijak dalam kehidupan sosial, lebih sehat rohani, juga secara intelektual hingga selamat dunia akhirat. Ada pepatah arab berkata:

من استعجل شيئا قبل أوانه عوقب بحرمانه

Siapa yang tergesa-gesa terhadap sesuatu sebelum waktunya, ia dihukum dengan tidak mendapatkannya.

 

Manusia diciptakan (bersifat) tergesa-gesa. Kelak Aku akan memperlihatkan kepadamu (azab yang menjadi) tanda-tanda (kekuasaan)- Ku. Maka, janganlah kamu meminta Aku menyegerakannya.” (QS. AL-ANBIYA’  : 37)

 

– K.H. Muhammad Shaleh Drehem, Lc. (@msdrehem)

Gibran Alfatih Panjaitan: Menaklukkan Hafiz Indonesia 2024 dengan Nada Hijaz Metode Wafa

Di panggung akbar Hafiz Indonesia 2024, sebuah kisah inspiratif terukir oleh Gibran Alfatih Panjaitan, Juara pertama Hafiz Indonesia 2024. Meski hafalannya tidak sebanyak pesaingnya, Gibran menunjukkan bahwa kualitas mengalahkan kuantitas dengan meraih skor tertinggi, 183 poin.

Prestasi Gibran tidak hanya mencerminkan kecerdasan, tetapi juga kepercayaan diri yang luar biasa saat ia melantunkan ayat-ayat suci dengan nada Hijaz Wafa, sebuah metode yang telah dipelajari di Perguruan Islam Al Amjad Medan. Perguruan ini, yang telah menjadi pusat pembelajaran Al-Qur’an Wafa sejak 2018, juga menawarkan program inovatif bagi wali murid untuk belajar bersama anak-anak mereka, menciptakan lingkungan belajar yang harmonis di rumah dan sekolah.

Dewan juri yang terdiri dari Kak Nabila, Ustadz Amir Faishol, Syekh Hussein Jaber, dan Syekh Riyadh, terpukau oleh penampilan Gibran yang konsisten memperlihatkan sikap dan perilaku yang baik serta kemajuan yang signifikan dalam bacaan Al-Qur’an-nya.

Gibran, bersama dengan Yukiko dari Purwakarta dan Arfan dari Batam, telah membuktikan bahwa usia muda bukanlah penghalang untuk berprestasi di tingkat nasional. Mereka adalah generasi muda yang begitu antusias untuk menghafal dan mempelajari Al-Qur’an yang semoga kelak menjadi pemimpin yang terus istiqomah untuk belajar dan mengajarkan Al-Qur’an.

Silaturrahmi Wafa ke MUI JATIM disambut hangat oleh Gus Reza dan Tim

SURABAYA – Pada tanggal 30 April 2024, sebuah pertemuan hangat dan penuh keakraban terjadi antara tim Yayasan Syafa’atul Qur’an (WAFA) dan MUI Jatim. Pertemuan ini diadakan di Agis, Surabaya.

Dari pihak Yayasan Syafa’atul Qur’an, pertemuan ini dihadiri oleh Ust. Mashuda, Ust. Dody Tisna A., dan Ust. Tamamur Ridla. Sedangkan dari pihak MUI Jatim, pertemuan ini dihadiri oleh Dr. KH. Reza Ahmad Zahid, KH. Moh. Hasan Naufal, KH. Ahmad Fauzi, Hj. Azimatun Ni’mah, dan KH. Ahmad Firdaus.

Acara ini berlangsung dalam suasana santai dengan nuansa Idul Fitri. Dalam pertemuan ini, berbagai topik dibahas, salah satunya adalah isu pendidikan Al-Quran di Indonesia.

Pertemuan ini diadakan berhubung kantor Yayasan Syafa’atul Qur’an dan kantor baru MUI Jatim yang begitu berdekatan. Oleh karena itu, Yayasan Syafa’atul Qur’an merasa perlu untuk menjalin silaturrahmi dan perkenalan dengan MUI Jatim.

Pertemuan ini diharapkan dapat mempererat hubungan antara Yayasan Syafa’atul Qur’an dan MUI Jatim, serta membuka peluang kerjasama di masa depan, khususnya dalam bidang dakwah pendidikan Al-Quran di Indonesia.


Wafa Belajar Al-Qur’an
Metode Otak Kanan

#wafaindonesia #metodewafa #mui #muijatim

Ustadz Adi Hidayat (UAH) Hadir di Milad 1 Dekade Metode Wafa

Surabaya – Ustadz Adi Hidayat hadir di Surabaya dalam acara tabligh akbar puncak rangkaian acara milad 1 dekade Metode Wafa yang diselenggarakan di ruang utama Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Jumat (10/11/2023). Acara ini dimulai langsung setelah shalat Jumat dan diawali dengan sambutan oleh dewan Yayasan Syafa’atul Qur’an Indonesia (Wafa) K.H. Muhammad Shaleh Drehem, Lc., dan Ketua Badan Pelaksana dan Pengelola Masjid Al Akbar Surabaya Dr. H. M. Sudjak, M.Ag.

Tabligh Akbar yang mengusung tema tentang tantangan pendidikan Al-Qur’an di era digital ini, dihadiri lebih dari 10.000 jamaah yang terkonfirmasi hadir dari berbagai daerah tidak hanya dari Surabaya-Sidoarjo dan sekitarnya, tetapi juga dari Malang, Kediri, Ponorogo, Pasuruan dan berbagai kota Jawa Timur lainnya bahkan terkonfirmasi ada beberapa rombongan yang hadir dari Malaysia.

Mengutip sebuah hadits Nabi Muhammad SAW, ustadz yang biasa disingkat UAH ini mengatakan bahwa manusia terbaik adalah yang belajar Al-Qur’an. “Kalau ada dua orang pintar, satunya belajar Qur’an dan satunya tidak, maka orang pintar yang belajar Qur’an ini yang terbaik. Kalau ada dua orang sukses, satunya belajar Quran dan satunya tidak, maka orang sukses yang belajar Qur’an ini yang terbaik,” kata Ustadz Adi Hidayat dalam ceramahnya.

Sebelumnya pada bulan Oktober yang lalu, rangkaian milad 1 dekade Wafa juga telah menyelenggarakan Wisuda Guru Al-Qur’an dengan mewisuda 556 guru Al-Qur’an dari Aceh hingga Papua. Dalam acara tersebut kuliah tamu disampaikan oleh Imam Besar Masjid Istiqlal dan rektor Universitas PTIQ Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A.. Selain itu juga telah terselenggarakan Kontes Al-Qur’an Wafa (KAFA) 2023 yang juga diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai daerah di Indonesia.

Direktur Wafa, H. Mohamad Yamin, S.T., M.Pd. menyampaikan syukur atas suksesnya penyelenggaraan acara ini, “Kami sampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh pihak baik seluruh tim promotor penyelenggara, panitia dan relawan Wafa, shohibul bait Masjid Nasional Al Akbar, tim Ustadz Adi Hidayat dan kepada seluruh peserta jamaah yang telah hadir.”

Acara ini juga mengundang pimpinan lembaga lintas metode baca Al-Qur’an seperti Tilawati, Ummi, Al Barqy dan lain sebagainya. “Acara ini adalah momen silaturahmi tidak hanya antar mitra metode Wafa, tetapi juga antar metode baca Al-Qur’an, antar ormas, dan seluruh masyarakat agar kita bisa saling mengenal dan bersatu kembali untuk umat.” dikutip dari pesan dewan pakar Metode Wafa Dr. Shobikhul Qisom, M.Pd.