10 Adab Membaca Al-Quran Beserta Dalilnya

10 Adab Membaca Al-Quran Beserta Dalilnya

Al-Quran adalah kitab suci umat Islam yang penuh dengan petunjuk dan hikmah dari Allah. Diturunkan secara bertahap kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril, Al-Quran menjadi pedoman hidup bagi setiap muslim.

Sebagai umat Islam, kita tidak hanya diwajibkan membaca, tetapi juga memahami, mengamalkan, dan menghormatinya. Salah satu cara menghormati Al-Quran adalah dengan menjaga adab-adab dalam membacanya. Berikut ini adalah 10 adab membaca Al-Quran yang perlu kita terapkan.

 

1. Suci dan Bersih

Pertama adalah dalam keadaan suci dan bersih dari hadats kecil maupun besar, ditambah wudhu serta membersihkan mulut untuk menyempurnakan.

Dari Abu Bakr bin Muhammad bin ‘Amr bin Hazm dari ayahnya dari kakeknya, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menulis surat untuk penduduk Yaman yang isinya, “Tidak boleh menyentuh Al-Qur’an melainkan orang yang suci”. (HR. Daruquthni no. 449. Hadits ini dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwa’ no. 122).

 

2. Tempat yang bersih

Ulama menganjurkan di dalam masjid, karena akan ada keberkahan di dalam masjid, tempat mulia untuk beribadah, khusunya I’tikaf.

Imam Nawawi rahimahullah menyatakan, “Hendaklah setiap orang yang duduk di masjid berniat i’tikaf baik untuk waktu yang lama atau hanya sesaat. Bahkan sudah sepatutnya sejak masuk masjid tersebut sudah berniat untuk i’tikaf. Adab seperti ini sudah sepatutnya diperhatikan dan disebarkan, apalagi pada anak-anak dan orang awam (yang belum paham). Karena mengamalkan seperti itu sudah semakin langka.” (At-Tibyan, hlm. 83)

 

3. Memulai dengan Ta’awudz

Bacaan Ta’awuds menurut mayoritas ulama yaitu“a’udzu billahi minasy syaithonir rajiim”. Perintah bacaan ini telah disebutkan dalam Al-Quran.

Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl: 98)

 

4. Membaca dalam keadaan Khusyu’ dan Tadabbur

Keadaan Khusyu’ memberikan rasa nikmat dalam membaca dan mendalami Al-Quran termasuk mentadabbur setiap ayat yang dibaca. Ada beberapa firman Allah yang mengingatkan hal tersebut.

Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad: 24)

Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS. Shaad: 29)

 

5. Membaca Al-Quran Seakan Berhadapan dengan Allah SWT

Saat ini masih banyak sekali yang membaca Al-Quran sebatas lewat lisan saja. Tidak hanya menghayati tapi juga menghadirkan Allah saat membaca Al-Quran melalui keyakinan hati kita. Ibnu al-Qayyim, ulama yang juga dikenal sebagai pakar penyakit hati memberikan nasihatnya.

Barang siapa yang mendengar bacaan Al-Quran, maka berusahalah seakan-akan ia mendengar bacaan Al-Quran dari Allah yang sedang mengajak bicara kepadanya.” (Madariju as-Saliki, Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, 2/166)

Jika kamu ingin agar Al-Quran bermanfaat bagimu, maka hadirkanlah hatimu ketika membaca dan ketika mendengar bacaannya. Dengarkan dengan seksama. Hadirkanlah sosok Dzat yang memfirmankan Al-Quran ini dalam hatimu ketika kamu membaca firman-Nya. Karena sesungguhnya, Al-Quran ini adalah firman dari Allah yang ditunjukkan untukmu lewat perantara lisan Rasul-Nya.” (Al-Fawaid, Ibnu al-Qayyim, 1/3)

 

6. Membaca dengan Tartil (Perlahan)

Membaca Al-Quran harus dilakukan dengan perlahan supaya jelas dan tidak ada yang terlewat, karena isi Al-Quran seharusnya apa adanya seperti yang diperintahkan oleh Allah SWT.

“… Bacalah Al-Quran itu dengan perlahan-lahan.” (QS. Al-Muzzammil: 4)

 

7. Memanjangkan Bacaan

Saat membaca Al-Quran akan lebih baik jika memanjangkan bacaan namun berdasarkan tajwid.

Riwayat Anas bin Malik telah menjelaskan mengenai bacaan ayat Al-Quran yang dipanjangkan sesuai tajwidnya. Anas bin Malik pernah ditanya tentang bagaimana Nabi SAW, ia menjawab mad atau panjang. Beliau membaca, ‘Bismillahirrahmanirrahim’ dengan memanjangkan lafadz ‘Bismillah’, dan memanjangkan lafadz ‘Ar-Rahman dan memanjangkan lafadz Ar-Rahim’.” (HR. Bukhari 5045)

 

8. Mengindahkan Suara Ketika Membaca

Saat ini banyak irama yang bisa menjadi tuntunan dalam mengindahkan bacaan, seperti pada Irama Hijaz Wafa yang telah disederhanakan serta dipermudah untuk dipelajari mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, demi menumbuhkan kecintaan pada Al-Quran.

Anjuran ini sunnah dilakukan seperti yang dikatakan Al-Bara’, “Aku mendengar Rasulullah SAW membaca ‘Wattini wazzaituun’ ketika sholat Isya, dan aku tidak mendengar seseorang yang bersuara indah atau bacaan selain beliau.” (HR. Bukhari 769)

9. Diperbolehkan Membaca Al-Quran dalam Keadaan Berdiri, Berjalan atau Berkendara

Jika sibuk dan jadwal padat, kita masih diperbolehkan membaca Al-Quran sambil berdiri, berjalan ataupun di kendaraan, selama tetap menjaga keselamatan. Allah SWT berfirman,

“(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring.” (QS. Ali-Imran: 191)

 

10. Berhenti Membaca ketika Sangat Mengantuk

Jika tubuh dan pikiran sudah merasa lelah dan butuh istirahat, maka lebih baik istirahat terlebih dahulu agar kembali dimudahkan dalam  mentadabbur Al-Quran dengan khusyu’.

Dalam riwayat Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda, “Jika salah seorang dari kalian melaksanakn sholat malam, kemudian lidahnya kaku untuk membaca Al-Quran – karena mengantuk – dan dia tidak mengetahui apa yang sedang ia baca, maka tidurlah.” (HR. Muslim 787)

 

Referensi:

Rumaysho. 8 Adab Membaca Al-Qur’an

Detik. 15 Adab Membaca Al-Qur’an, Jangan Lupa Praktikkan Ya!

Dakwah.id. 14 Adab Membaca Al-Quran yang Perlu Diketahui