Dalam Dakwah Aku Membumikan Al-Qur’an

Pendidikan adalah ladang dalam menginvestasikan amal, sehingga perlu adanya tauladan yang tidak hanya menggurui tapi juga menginspirasi. Begitu juga apa yang telah dilakukan oleh Ustad.Muhammad fadholi, beliau adalah seorang imam masjid disuatu kampung tempat dimana saya dibesarkan. Melalui dakwahnya saya bisa mengenal lebih jauh mengenai ilmu keagamaan mulai dari belajar tata cara berwudhu,sholat,dan juga membaca Al-Qur’an.

Berawal dari sebuah rumah sederhana, beliau mengajak generasi anak-anak untuk belajar Al-Qur’an. Karena dulu pada waktu itu belum ada fasilitas yang memadai seperti sekarang. Disitulah beliau membangun dan mengembangkan TPA yang diberi nama TPA AL-ISHLAH. Dari TPA ini  banyak generasi yang menimba ilmu membaca Al-Qur’an,mulai dari generasi tahun 1980an , 1990an, 2000an hingga sekarang.

Untuk generasi 1980an dan 1990an  walupun dulu ngajinya hanya lesehan dengan beralasnkan tikar dan tanpa ada meja buat landasan untuk menulis, tapi semangat serta antusias dalam mengaji sangat luar biasa adanya. Begitu juga antusias orang tua dalam mendorong anak-anaknya untuk belajar Al-Qur’an di TPA tersebut sangat tinggi,sehingga banyak santri yang belajar dengan beliau. Begitu juga saya, yang dulu begitu semangat apabila disuruh ngaji. Saya merasa ngaji dengan beliau itu seperti mendapatkan kemantapan terhadap ilmu yang saya dapat. Pada era 90an banyak Santri beliau seangkatan saya, sehingga disitulah yang menjadikan salah satu semangat  dalam belajar dengan beliau.

Ustad. Muhammad Fadholi adalah seorang pengajar yang Sederhana, tegas dan menyenangkan. Mungkin karena itulah yang membuat santri beliau semangat dan senang dalam mempelajari Al-Qur’an. Disamping belajar Al-Qur’an  banyak juga kegiatan yang lain yang menjadikan citra dari TPA yang dibangun belaiu tersebut menjadi lebih disukai di kalangan masyarakat baik masyarakat yang dekat dekat dengan TPA tersebut maupun masyarakat dari desa yang lain.

Dalam pembelajaran Al-Quran beliu menggunakan metode belajar dengan IQRO’, mulai dari tingkatan IQRO’ 1 , IQRO’ 2, IQRO’ 3, IQRO’ 4, IQRO’ 5, IQRO’ 6, Juz ama dan terahir apabila semua sudah dirasa cukup lancar dan bisa baru kemudian ke Al-Qur’an.

Pada waktu angkatan saya, untuk pembelajaran Al-Qur’annya  dibagi menjadi 3 golongan kelas,golongan 1 adalah kelas dengan tingkatan IQRO’1,IQRO’2,IQRO’3 ini masuk kedalam golongan kelas 1. Kemudian golongan 2 adalah tingkatan IQRO’4,IQRO’ 5,IQRO’6 ini masuk kedalam golongan kelas 2. Dan yang terahir adalah golongan 3 yaitu dengan tingkatan  Juz Ama dan Al-Qur’an ini masuk kedalam golongan kelas 3. Karena saking banyaknya santri yang tergabung dalam TPA tersebut dan minimnya tenaga pengajar maka dulu apabila yang sudah belajar berada pada golongan 3 atau kelas 3 kadang diberikan amanah buat membantu mengajar digolongan kelas 1 dan golongan kelas 2.

Dalam meningkatakan antusias santrinya untuk membaca quran selain semaan antar santri setiap bagda magrib beliau juga membiasakan untuk membaca quran selepas subuh menggunakan speaker masjid,selain itu setiap ada hari besar islam belaiu juga memprogramkan untuk khataman quran.

Kini setelah sekian lama berjalannya waktu,semua masih berjalan dengan dakwah yang dikemas oleh beliau. Bahkan kini tidak hanya mengurus TPA, ustad. Muhammmad Fadholi  juga membuat kajian untuk bapak-bapak  maupun ibu-ibu untuk sama-sama balajar membaca Al-Qur’an. Dalam membimbing  bapak-bapak  maupun ibu-ibu tersebut beliau menggunanakan metode Quantum Reading Quran. Ternyata hal tersebut bisa memotivasi para orang tua yang belum bisa membaca Al-Qur’an untuk semangat belajar dalam mempelajari Al-Qur’an. Bahkan hampir setiap hari kegiatan belaiu benar-benar di curahkan dalam dakwah untuk membentuk baik genarasi anak-anak sampai generasi orang tua yang bersemangat mempelajari Al-Qur’an.

Alhamdulillah karena semakin semangatnya masyarakat dalam mengaji maka tempat ibadah atau tempat untuk mengkaji Al-Qur’an kini juga mulai dupugar lebih luas dan dikasih fasilitas yang lebih modern, seperti dipasang AC dan lain sebagainya. Dengan adanya perubahan tersebut semakin membuat antusias dan semangat dalam mengaji Al-Qur’an, bahakan kini tempat tersebut menjadi center kegiatan masyarakat.

Besar harapan saya semoga nanti tempat tersebut bisa  terus berkembang dan senantiasa menebarkan manfaat terhadap dunia, Negara dan masyarakat sekitar khususnya. Semoga nanti pembelajaran dengan metode wafa ini bisa diaplikasikan dalam TPA maupun kajian bapak-bapak dan juga kajian ibu-ibu tersebut dalam mempejari Al-Qur’an dan juga menghafalkannya.

Menurut saya yang baru mengenal,mempelajari serta mengamalkan pembelajaran dengan metode wafa, metode ini sangat bagus serta memudahkan peserta didik dalam mempelajari serta menghafalkan Al-Qur’an,dengan adanya gerakan dan alunan nada yang sangat singkron itulah yg membuat kita bisa lebih mudah dalam mengingat apa yang telah tersampaikan.

Dalam hal ini sangat sesuai dengan kondisi masyarakat yang lebih menginginkan cara simple serta mudah dalam belajar. Apa lagi anak-anak di TPA tersebut pasti juga akan lebih senang apa bila belajar sambil mengunakan gerakan dan juga alunan nada yang bisa membuat nyaman dan mudah untuk mengingatnya.

Terima kasih, semoga kedepan Metode pembelajaran dengan metode wafa ini semakin digemari masyarakat dan semoga bisa terus exis.

_
Penulis : Basuki Andri Susanto – SDIT Luqman Al Hakim Sukodono Sragen