The Perfect of Wafa: Wafa Tak Sempurna, Tapi Luar Biasa

الٓرۚ. تِلۡكَ ءَايَٰتُ ٱلۡكِتَٰبِ ٱلۡمُبِينِ إِنَّآ أَنزَلۡنَٰهُ قُرۡءَٰنًا عَرَبِيّٗا لَّعَلَّكُمۡ تَعۡقِلُونَ .نَحۡنُ نَقُصُّ عَلَيۡكَ أَحۡسَنَ ٱلۡقَصَصِ بِمَآ أَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡكَ هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانَ وَإِن كُنتَ مِن قَبۡلِهِۦ لَمِنَ ٱلۡغَٰفِلِينَ .

  1. Alif, laam, raa. Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al Quran) yang nyata (dari Allah).
  2. Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.
  3. Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan)nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui.(Yusuf 1-3)

 

Andai hati kalian bersih, maka kalian tidak akan pernah merasa kenyang (bosan) membaca Al-Qur’an (Ustman bin Affan)

Pada dasarnya setiap insan pastilah memiliki kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya. Selama hidup pastilah selalu bergantung dan membutuhkan orang lain, ketika manusia tidak bisa beradaptasi dengan baik pada manusia lain maka hidupnya akan sulit dan menjadi serba kekurangan. Namun, esensinya setiap manusia akan selalu tenang dan tentram ketika hidupnya tidak pernah terganggu dengan perkataan dan perbuatan setiap orang.

Saat ini, manusia berada dalam fase dimana setiap manusia  sibuk dengan urusan teknologi. Bahkan, anak-anak kecil pun saat ini sudah pandai dan mahir bermain gadget dengan piawai. Semua aktivitas manusia sudah dapat terekspose dimedia sosial dengan sangat mudah, sekali klik maka seiap orang dipenjuru dunia dapat melihat dan menikmati tampilan yang telah di bagikan oleh pengguna.

Namun, sayangnya beringinan dengan kecanggihan teknologi itu menjadikan setiap generasi mengurangi waktunya untu belajare, terkhusus belajar Al-Qur’an. Bagi setiap anak, belajar Al-Qur’an itu sulit dipahami, menyeramkan, bahkan sangat susah untuk dihafal. Semua itu jelas, bukan karena dirinya tidak pandai ataupun bodoh, akan tetapi karena ketergantungan setiap individu dengan smartphone mereka masing-masing, menjadikan rasa keingintahuan terhadap agama menjadi berkurang. Faktanya, dilapangan masyarakat yang tergolong usia belia, usia remaja saat sekarang ini sampai-sampai ada yang belum bisa membaca Al-Qur’an, kita tau sendiri Al-Qur’an itu sebagai kitab suci agama Islam yang seharusnya kita pelajari dan amalkan.

Fenomena tersebut, memberikan kesaksian nyata kepada kita bahwa sebagai seorang muslim dan sekaligus guru bagi generasi penerus harus dan wajib untuk tetap mengajarkan ilmu Al-Qur’an kepada setiap generasi muda-mudi saat ini. Tanpa ilmu itu, maka dikhawatirkan setiap individu akan terlena dengan godaan dunia yang semakin lama akan semakin merajalela. Sehingga akhirnya generasi penerus dakwah tidak lagi cakap terhadap Al-Qur’an dan tidak lagi menjadi penghafal Qur’an tetapi menjadi pengemis dunia dan dibutakan oleh rayuan dunia.

Bukan hanya dikeluarga dan masyarakat, akan tetapi lebih lagi pendidikan di sekolah seharusnya memberikan nilai-nilai edukasi yang lebih kepada para santrinya, dukungan para qiyadah sangat diperlukan untuk keberlangsungan kehidupan harmonisasi pendidikan Islam saat ini. 

Sekolah menjadi sebuah tempat belajar Al-Qur’an yang paling efektif, dimana ada guru sebagai penggerak utaam pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung. Sekolah sebagai wadah dan sarana untuk mentranferkan nilai-nilai pendidikan Al-Qur’an kepada setiap generasi. Salah satu sekolah yang mengajarkan hal itu yaitu Sekolah Islam Terpadu (SIT). SIT merupakan sekolah berbasis keterpaduan antara duniawi dan ukhrowi, pelajaran yang sifatnya keduniaaan akan terselipkan nilai-nilai ukhrowi atau nilai-nilai akherat yang bida dipadukan. SIT sebagai sekolah yang lebih banyak mengajarkan ilmu Al-Qur’an kapad para santrinya/siswanya, salah satunya yaitu dengan menggunakan metode Wafa, metode wafa sebagai salah satu metode belajar Al-Qur’an dengan otak kanan. Pembalajarnnya asyik dengan nada-nada hijjaz disertai metode belajar tahsin, tahfizh, dan ghorib (pembelajaran tajwid) yang sangat mudah dihapalkan dan dipelajari.

Wafa didirikan oleh ulama dan tokoh besar yang mampu memberikan dedikasinya melalui pembelajaran Qur’an ini yaitu KH. Muhammad Shaleh Drehem, Lc., dan KH. Dr. Muhammad Baihaqi,  Lc, MA. Beliau berdua merupakan tokoh inspiratif yang boleh kita  contoh untuk setiap langkah kemajuannya. Kemudian untuk pembelajaran, guru yang sering didengarkan yaitu ustad. Mashuda Al Hafidz, Ustadz Dodi Tisna Amijaya, M.Pd, Ustadz Muhammad Ali Kurniawan, S.H.I., Al-Hafidz, Ust. Wawan Fitriono, dan guru-guru lainnya. 

Awalnya sebelum mengenal wafa, untuk belajar metode-mtode yang lain sedikit sulit untuk dipahami, semenjak mengenal pembelajaran metode otak kanan (wafa) ini, sehingga sedikit memudahkan untuk belajar pendalaman Al-Qur’annya. Belajar dengan metode wafa menjadikan anak sangat senang, karena wafa juga memberikan gerakan-gerakan unik dan asyik dalam proses pembelajarannya. Buku-buku paduan yang mudah dipahami serta cara belajarnya yang sangat mudah menjadikan metode wafa ini banyak sekali melahirkan generasi yang suka dan cinta terhadap Al-Qur’an. 

Salah satu contoh, sekolah yang bermitra dengan Wafa yaitu SDIT Al-Kahfi Kabupaten Lebong. Sekolah IT ini memberikan pelajaran anak mulai dari Wafa tingkat 1 hingga Wafa tingkat atas 6. Kemudian para gurunya memberikan bimbingan intensif dan pengecekan secara rutin setoran wafa yang telah dipelajari sebelumnya. Anak-anak yang awalnya sangat sulit menghapal huruf Hijaiyah maka dengan metode wafa anak menjadi sangat senang karena belajarnya sangat mengasyikkan dengan menggunakan nyanyian nasyid dan dengan gerakan tubuh dan tangan yang membuat anak sangat senang menirukannya.

Kemudian dari segi menghapal, sebelumnya anak yang sangat sulit menghapal qur’an setelah ditawarkan dan diajarkan untuk metode wafa, mereka menjadi sangat semangat dalam menghapal apalagi lagu hijjaznya mereka kuasai dengan sangat sempurna. Anak-anak tidak lagi suntukl dan bosan belajar Al-Qur’an yang selama ini menakutkan berubah menjadi hal yang sangat mengasyikkan.

Dibalik itu semua, Wafa juga menjaring dan membimbing para guru-gurunya untuk meningkatkan kompetensi dengan adanya munaqasyah wafa dan kegiatan pelatihan lainnya. Semua itu tertuju untuk meningkatkan kualitas guru qur’an yang berkualitas dan berkarakter Islami sesuai dengan apa yang seharusnya menjadi tugas utama seorang pendidik. Kemudian kemudahan lainnya ialah setiap guru/individu diberikan akses dengan mudah untuk belajar wafa, baik melalui Youtube ssalah satu nama channelnya yaotu Wafa Indonesia, CD, Webinar dan lainnya. Semua dapat diakses dengan sangat mudah dengan kecanggihan teknologi saat ini.

Pembelajaran Wafa saat ini memberikan dampak yang sangat positif dimana setipa anak yang belajar dengan metode otak kanan melalui wafa akan secara cepat memahaminya. Contoh lainnya yaitu pengalaman saya menerapkan sedikit metode wafa pada anak-anak TPQ di masyarakat, mereka dengan cepatnya mengingat materi “Ma Ta Sa Ya Ka Ya Ro Da” dengan disertai gerakan tangan dan gerakan tubuh yang sangat mudah dipahami menjadikan anak sangat semangat mempelajari Al-Qur’an.

Pada dasarnya, memang tak semua metode belajar itu sempurna akan tetapi pastilah memiliki keutamaan dan kelebihan serta kekurangan yang menyertainya, begitupun wafa secara umum memang terlihat sangat mudah, unik dan asyik akan tetapi pastilah setiap pelajar dan pengajar akan merasakan letak kelebihan dan kekurangan metode ini. Dengan kekurangan ini, Wafa mampu melahirkan generasi AL-Qur’an dengan berbagai macam juz hapalan yang berada disetiap sekolah Islam Terpadu dipenjuru nusantara.

 

Setiap pendidik (guru) pastilah merasa terbantu dan bangga dengan hadirnya metode wafa ini ditengah-tengah kehidupan, selain asyik juga memberikan akses yang mudah untuk ditransferkan kepada peserta didik dalam lingkungan pendidikan. Bahkan orang tua sangat antusias dan mendukung pembelajaran metode wafa disalurkan kepada anak-anak. 

Pada akhirnya, ucapan rasa syukur yang terucap dari semua pelajar Wafa kepada Allah atas hadirnya metode Wafa ini untuk generasi Rabbani memberikan manfaat dan energi yang sangat positif, sehingga sangat memudahkan anak-anak, remaja bahkan orang tua untuk belajar Al-Qur’an. Pentingnya Wafa ini akan memberikan manfaat bagi generasi Qur’an baik generasi dulu, kini dan nanti (masa depan). Harapannya untuk kedepan ialah agar dedikasi Wafa untuk anak bangsa akan secara luas dikenal dan dipelajari tanpa memandang usia dan pendidikan. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin…..

_
Penulis: Ade Surya – SDIT Al Kahfi Lebong