Bismillah…
Kumulai menulis dari sini
Kisah ini menjadi satu diantara Ribuan bahkan Miliaran guru Al-Qur’an di dunia ini untuk menyampaikan Ayat -Ayat Cinta yang penuh makna dari Yang Maha Agung Rabb Pencipta Alam Semesta.
Pertengahan Tahun 2003…
Sepulangnya aku dari Pondok Pesantren Tholabudhin Miftahul Ulum Bondowoso yang terletak di salah satu Propinsi Jawa Timur demi sebuah cita cita untuk menuntut ilmu,kini aku Kembali di tempat kelahiran disalah satu pelosok desa yang jauh dari keramayan dan hiruk pikuk bising kendaraan seperti dikota,bahkan lampu listrikpun terbatas .Lampu pelita ( sebutan untuk lampu minyak sebagai salah satu alat penerang tradisional di kampung) Adalah handalan masyarakat disana .Aktifitas malam sangatlah terbatas, dan disinalah awal perjuanganku menjadi seorang guru.Oleh Pak Ulul kepala Sekolah SD di kampungku,Beliaulah yang memintaku untuk mengajar Agama sekaligus guru ngaji namun tidak disekolah formal akan tetapi di Madrasah, saat itu bangunan yang dijadikan sebagai Madrasah tempat aku mengajar adalah Balai Desa yang sering kosong karena hanya sesekali digunakan untuk pertemuan Desa.Aku terima dengan senang hati. Kumulai mengajar anak anak dikampungku dari kelas 1 sampai kelas 6 untuk mengajar Agama,sedangkan mengajar ngaji aku hanya menerima bagi anak yang mau saja datang dirumah dikarenakan keterbatasan waktu dan tenaga.
Setiap bulannya Pak Ulul kerumah untuk mengantarkan amplom atau sekedar bertukar pikiran tentang kesulitan dan apapun kebutuhanku selama mengajar. Tak banyak yang aku keluhkan.Hanya keterbatasan buku bacaan dan reperensi untuk mengajar.Sedangkan gaji yang beliau sodorkan tak pernah aku komplen berapapun itu aku terima dengan senang hati
Menjadi guru Agama dan guru ngaji bagi anak anak dikampungku aku jalani lebih kurang 1 Tahun lamanya.Senang rasanya bisa berbagi ilmu dengan mereka yang selalu setia menanti kedatanganku diMadrasah, bahkan Ketika aku terlambat datang, merekapun tak segan menyusul dirumahku seolah tak sabar ingin bersama.
Tak terasa waktu berlalu,disela mengajar terpikirkan olehku akan keterbatasan ilmu yang di miliki. Tiga tahun dipondok seperti hanya menumpang tidur saja, itu perumpamaan yang dibuat bagi santri yang mondok sebentar sepertiku.Akan tetapi bisa menyampaikan walau satu ayat saja serasa seribu ayat yang disampaikan jika itu bermanfaat untuk mencerdaskan anak anak dikampung.Melihat mereka bisa menghafal Asma’ul Husna,sifat wajib Allah, melafadzkan doa doa harian dengan nada yang sederhana yang aku dapatkan juga dari pondok, itu sudah cukup membuat senang dan bahagia terlebih lagi bacaan sholat beserta gerakan sholat yang langsung dipraktekkan tatkala kumandang Adzan terdengar dari Surau Baiturrahman,anak anak seolah tak sabar ingin cepat cepat mengakhiri belajar diMadrasah dan bersegera menuju surau untuk sholat berjamaah.Masyaallah…. rindu masa itu.
Ayat ayat cintapun tak luput menjadi saksi perjalananku menjadi Guru, tanpa kusadari ada satu dari anak didikku yang telah selesai mengaji dan menghatamkan 30 juz Al Qur’an.Saat itu Ia duduk dikelas tiga SD,dan satu lagi yang pernah kuajarkan mengaji murid yang terasa spesial dihati dia adalah Mualaf,seorang ibu rumah tangga dari suku laut ( salah satu suku asli didaerahku).Dia adalah tetanggaku,rumahnya berhadapan dengan rumahku hanya dipisahkan oleh jalan kampung.Mengajarnya terasa seperti kembali mengajar anak yang baru mengenal huruf,namun pelan pelan kuajarkan kepadanya dari alif hingga ia mengenal 28 huruf hijaiyyah.Aku sampaikan kepadanya kalimat motivasi untuk orang orang yang ingin belajar AlQur’an dan bisa membacanya, bahwasanya Rasulullah bersabda :’’ siapa saja membaca satu huruf dari Al Qur’an, maka baginya satu kebaikan,dan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya.’’ (H.R.At Tarmidzi ).Semangatnya untuk belajar tampak dikala waktu mengaji dimalam hari,tak peduli dengan lampu pelita yang terkadang sesekali padam Ketika ditiup angin ia terus mengeja huruf demi huruf yang aku contohkan kepadanya, namun belum sempat aku merangkaikan ayat ayat cinta itu kepadanya, Aku memutuskan untuk melanjutkan Pendidikanku, aku ingin melanjutkan hafalan Al Qur’anku yang sewaktu dipondok dulu belum terlaksana dan menempuh Pendidikan formal dijenjang yang lebih tinggi lagi menjadi seorang sarjana.
Kuputuskan juga jalan ini, kutinggalkan anak didikku dikampung dengan berat hati ,tahun 2005, aku pergi merantau lagi untuk menuntut ilmu agama yang aku cari,terutama ilmu Al Qur’an.Pergi ke ibukota Propinsi Kepri ,Tanjung pinang kota gurindam julukannya.Ya Allah perjalananku dan perjuanganku masih Panjang. Alhamdulillah walaupun perjalanan ini banyak batu krikil yang harus dilewati, Aku bisa menyelesaikan pendidikanku ke jenjang S1 dengan gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam, akan tetapi ada yang kurang bagiku,… menjadi Hafidzoh,itu yang belum aku dapatkan.Proses itu terus berjalan hingga sekarang mesti tak muda lagi.
Menjadi pendidik mungkin sudah mendarah daging di tubuhku,Akhir 2010 kuputuskan untuk mengajar disalah satu SD Swasta bergengsi di kota ini,dengan berbekal ijazah S1 Pendidikan Agama Islam aku diterima disekolah itu dan diterima menjadi guru AL Qur’an.Pada tahun ke tiga aku mengajar, Aku diamanahkan menjadi Walikelas sekaligus mengajar Al-Qur’an.Tahun itu terasa Allah tambahkan amanah dan tanggung jawab yang lebih lagi, karena anak didik yang aku ajar adalah mereka yang sebenarnya tidak lolos sewaktu tes penerimaan siswa baru, karena yang diterima setiap tahunnya hanya tiga kelas, namun ditahun ini berbeda,ambisi dan semangat orang tua untuk memasukkan anaknya di SDIT Al MADINAH saat itu begitu luarbiasanya. Akhirnya dengan beberapa pertimbangan, dibukalah kelas tambahan lagi dan itulah kelas yang aku diamanahkan.Jika dikelas lain jumlah siswa dan siswinya hampir berimbang, namun tidak dikelas yang ku pegang, ada enam belas murid laki laki dan hanya enam murid perempuan .Terbayangkan….??? betapa hebohnya kelas ini diisi dengan dominan murid laki laki.Ya Allah dengan izinmu kujalani ini, aku tidak berpikir dan khawatir dengan capayan akademis mereka,namun aku berusaha untuk mendidik mereka dengan cinta yang kupunya ,itu saja hasilnya kupasrahkan kepadaNYA sang Rabb yang maha A’lim.
Sampai pada akhirnya ditahun 2017,WAFA hadir sebagai salah satu metode Al Qur’an belajar otak kanan yang menyenangkan.Disinilah Aku dan beberapa sahabat guru Qur’an lainnya ikut dalam pelatihan Metode Wafa sehingga ilmu yang kami dapatkan dari pelatihan tersebut dapat kami implementasikan kepada anak didik sebagai salah satu metode mengajar Al Qur’an yang lebih menarik ,mudah dipahami bahkan menyenangkan bagi anak didik.
.Banyak pembekalan ilmu yang aku dapatkan, mulai dari model Pendidikan Al Qur’an dengan istilah 5T yang meliputi : Tahsin Tilawah, Tahfidz, Terjemah, Tafhim dan Tafsir .Kemudian istilah 7M yang merupakan pendekatan dalam system pembelajaran Al Qur’an yang meliputi : Memetakan ,Memperbaiki bacaan, Menstandarisasi, Mendampingi, Memperbaiki, Menilai, dan Mengukuhkan. Kemudian Quantum Teaching yang diajarkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif.yang dalam Wafa distilahkan dengan TANDUR yang merupakan akronim dari Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan. Macam macam ice breaking dipraktekkan untuk membuat suasana belajar menjadi hidup dan menyenangkan ,ditambah lagi lantunan nada hijazz yang dipakai 3 nada yang mudah dipelajari menjadi pelengkap materi yang membuatku bersemangat mempelajarinya.
Setelah semua ilmu yang diberikan oleh Trainer Wafa selama kurang lebih tiga hari, kini kusadari begitu banyak kekurangan dan keterbatasan ilmu yang aku miliki.’’SEMANGAT’’ itu salah satu kalimat Motivasi yang datang dari energi dalam diri. Aku harus terus belajar ,menggali sedalam mungkin Ilmu Al Qur’an agar bisa kubaca, kuhafal, kufahami dan kutadaburi setiap ayat ayat cinta yang akan kuajarkan kepada anak didikku dan semata mata mencari keridhoanMu.Setelah menjalani beberapa tes untuk pemetaan guru Wafa, Masing masing dari kami mendapatkan nilai dengan kemampuan masing masing.Meskipun Aku tak mendapatkan nilai sempurna, menyelesaikan ujian ini saja rasanya sudah senang,walau masih ada beberapa kesalahan.Hasil itu bagiku tidak mempengaruhi semangat belajar dan semangat untuk terus mengajarkan ilmu Al Qur’an kepada anak didik.’’ALLAHU AKBAR’’ sekali lagi kobaran semangat dari dalam diri.
Awal mengajar dengan metode WAFA, Aku ditempatkan dikelas satu, dan sebelum metode ini hadir, aku telahpun mengajar dikelas satu, berbagai cara aku coba untuk memudahkan anak didikku memahami huruf hijaiyyah yang belum ia kenal.Mulai dari mencari gambar yang menarik di internet hingga mencocokkannya dengan huruf alfabet dan huruf hijaiyyah yang akan aku ajarkan.aku cari gambar apel dan kupadukan dengan huruf A dan Huruf Alif pada belakang gambar, begutu seterusnya hingga huruf ya’.Setiap harinya ku ajarkan beberapa huruf yang ia mampu mengingatnya dan memahaminya, mungkin butuh beberapa hari untuk ia memahami empat sampai lima huruf hijaiyyah, kertas kertas yang ku buat, kutempelkan didinding kelas sehingga nampak dan bahkan sering dilihatnya Ketika datang, istirahat maupun pulang sekolah, itu aku lakukan demi untuk anak didikku paham dengan apa yang aku ajarkan.
Alhamdulillah setelah Wafa hadir, ternyata sangat membantuku, terutama mengajar huruf hijaiyah dikelas satu.Wafa punya kartu kartu huruf hijaiyyah yang full callor dengan warna yang sangat menarik..Selain kartu,ada buku wafa yang juga tak kalah menarik isinya, ada gambar yang berisikan sirah dan kisah bermakna dan penuh hikmah, serta materi tajwid sampai pelajaran ghoribpun lengkap.
Pada tahun 2019,memasuki tahun ke dua mengajar dengan metode WAFA, Aku diamanahkan untuk mengajar dikelas tiga, disini kutemukan beberapa dari anak didikku yang masih sangat butuh bimbinganku, dari hasil pemetaaan yang ku dapatkan, mereka yang berada digrade c memiliki masing masing permasalahan, akan tetapi motivasi untuk membaca dan mempelajari Al-Qur’an tak pernah jemu kuulang ulang.Aku sampaikan kepada mereka bahwasanya ‘’keutamaan orang yang membaca Al Qur’an itu akan dilipatgandakan pahalanya, diangkat drajatnya, mendapatkan ketenangan hati, mendapatkan pertolongan Allah, mendapatkan syafaat dihari kiamat, rumahnya dihadiri Malaikat, dan akan ditempatkan Bersama Malaikat.Semoga apa yang kusampaikan akan melekat dihati mereka.
Hampir satu tahun hingga akhir semester aku lakukan itu,dan aku ingat sekali dikala itu aku sedang mengandung anak ke tiga, dengan usia kehamilan yang semakin besar.Aku tau betul mengajar Al-Qur’an dengan posisi duduk lesehan dilantai selama jam Al-Qur’an tidaklah mudah, terkadang membuat pinggang meringis ngilu dan terasa sakit, kram dikaki bahkan diperut akan terasa,namun tetap kujalani lillah demi mencari Ridhomu lewat huruf, ayat, bahkan surat cinta yang kuajarkan kepada mereka..Dikala semester 2 hampir berakhir dan masih ada 2 siswaku yang belum tuntas.Kala itu,kondisi kehamilanku sedikit bermasalah,Aku mengalami pendarahan hebat sehingga harus segera dilarikan dirumah sakit.
Pada hari itu juga Dokter memutuskan aku harus segera dioperasi dan bayinya harus segera dilahirkan.Ya Allah…kuatkan aku ya Allah dan kondisi bayi ini,….sebenarnya banyak rasa yang hadir saat dokter menyatakan itu,takut, gelisah, khawatir dan macam macam rasa yang lainnya.Ahamdulillah prosesnya berjalan lancar dengan segala ikhtiar,bayiku lahir normal .aku dan bayiku sehat walafiat, ini kebesaranMu, ayat ayat cinta menjadi semangat dan penguatku.ya Allah engkau maha sempurna dengan segala penciptaanMu.
Teringat olehku ketika aku harus cuti melahirkan, ada dua anak didikku yang belum tuntas bacaannya. Namun yang ku ingat dari mereka, adap, kesopanan mereka kepadaku saat belajar hingga izin dan berpamitan pulang.Bagiku menanamkan adab dan akhlak itu yang lebih utama, setelah itu baru pemahaman ilmu akan mudah masuk, karena Adab dalam menuntut ilmu adalah sebab yang menolong berkahnya mendapatkan ilmu, sebagaimana Abu Zakariya An Anbari rahimahullah mengatakan’’ilmu tanpa adab seperti api tanpa kayu bakar, dan adab tanpa ilmu seperti jasad tanpa ruh’’Meskipun belum banyak yang mereka dapatkan dan fahami, ilmu adap telahpun mereka dapatkan, …semoga dikelas berikutnya Allah mudahkan kalian dalam memahami ayat ayat cinta ini.
Tahun 2020,bulan September, tepat 10 tahun aku mengajar di sekolah ini, dan tahun ini adalah tahun ke 4 sekolahku bermitra dengan Wafa, ditahun ini pula aku dan beberapa sahabat Al Qur’an lainnya diajukan untuk mengikuti tes sertifikasi guru Al Qur’an,namun sebelum aku dan yang lainnya benar benar dites,kami mendapatkan pembekalan ilmu selama 2 hari..Bagiku tes sertivikasi guru Al Qur’an seperti akan mengikuti ujian sekripsi waktu dikampus dulu,.Semua materi sudahpun kupelajari,terkadang aku suka menyendiri ,berbicara sendiri dengan lantang dan sekedar oret oret dibuku mengingat ingat kembali materi yang sudah kupelajari,seolah olah ujian tertulis.itulah caraku memahami dan mempelajari materi dengan auditorial.,Aku rasa trik ini lebih evektif untuk mempertajam daya ingatku dan menjadi lebih focus ,ditambah lagi diskusi bersama membuat aku lebih memahaminya lagi.
Adapun yang pertama kali kulakukan adalah meminta do’a restu dari orang tua terutama ibu.kenapa aku lakukan itu….? Aku ingat lagi hadits Rasulullah tentang’’ ridho Allah itu tergantung ridho orang tua dan murka Allah tergantung kepada murka kedua orang tua.’’ (H.R Tirmidzi ).Do’a orang tua sangat berpengaruh dalam kunci kesuksesan anak anaknya.Bahkan karena salah satu do’a yang mustajab dan tidak diragukan lagi kedahsyatannya adalah do’a orang tua kepada anaknya.Aku bukanlah sehebat guru yang lain,mental berbicaraku didepan audiens sangatlah minim sekali.Oleh karenanya aku sangat yakin doa ortu terutama ibu,senjataku yang paling ampuh.
Tibalah dihari,dimana tes sertifikasi itu dilaksanakan.namun tes ini berbeda dari yang biasanya.karena masih dimasa Pandemi,seluruh dunia terkena imbasnya,terlebih dunia pendidkanpun ikut merasakan pengaruh perubahan besar pada pelaksanaan Pendidikan,semua serba digital,belajar hanya bisa lewat online,cara virtuallah yang diambil,demi menyampaikan ilmu yang bermanfaat untuk seluruh anak didik.
Kembali pada pelaksanaan tes sertivikasi yang dilakuakn via video call.Jam didinding kelas menunjukkan pukul 08.50 wib,bitu berarti 10 menit lagi waktunya, aku tidak lagi disibukkan dengan materi yang akan diuji, namun kusibukkan dengan beristigfar memohon ampun atas segala kesalahan dan kehilafan yang pernah aku buat, 99 Asma’ul Husna kulapadzkan dari bibir ini, karena Allah akan mengabulkan hambanya yang berdoa dengan menyebut Asma’ul husna seperti dalam surah Al A’raf ayat 180 yang Artinya :
‘’Hanya milik ALLAH Asma’ul Husna,maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut Asma’ul Husna itu dan tinggalkanlah orang orang yang menyimpang dari kebenaran dalam menyebut nama namaNya.Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.’’
…..dan Akhirnya tiba juga waktu itu,satu chat muncul di whashapku,
‘’Assalamu’alaikum ustadzah,,apakah sudah siap sekarang ‘’
Aku menjawab chat beliau :
‘’waalaikumsalam, insyaAllah sudaha siap ustadz’’
Namun keringat sudah mulai bercucuran disekujur tubuhku,detak jantungku berdegup kencang, akhirnya waktu yang kutunggu datang juga.Panggilan video di handphonepku telah berbunyi.’’bismillah ku angkat’’salam kuawali, begitupun ustadz yang akan menguji. Namun salam ramahnya dan aura teduh orang sholeh yang ada pada wajahnya membuat aku sedikit rileks,, dan ketika soalan demi soalan beliau lontarkan,Alhamdulillah bisa kujawab tanpa ragu, hanya ada saja kekurangaan dari kualitas jawabannya.Alhamdulillah tes hari ini telahpun selesai.Kuucapkan banyak banyak terimakasih,syukurku padamu Ya Allah, terimakasih doanya kepadamu Mak ,ditanganmu kucium bau surga, terimakasih suamiku jembatan surgaku,dan ustadz ustadzah terimakasih telah memberikan Ilmu yang bermanfaat untuk amal jariyahku semuanya kelak menjadi cinta pengikat surgaku.
Sampai dihari ini,bulan Agustus 2021,Pandemi covid-19 masih belum pergi dari negri ini, termasuk kota Tanjung Pinang sebagai ibukota propinsi Kepri tempat sekolahku untuk membagi ilmu bersama anak didik. Bahkan proses untuk menyampaikan ilmu pun harus dipikirkan dengan cara yang seepektif mungkin, karena covid-19 bukanlah menjadi penghalang.Tak bisa bertemu langsung saat di sekolah, lewat video call dan Zoom meetingpun menjadi handalan, bahkan menjadi yutuber dadakanpun dilakoni oleh guru.Apa yang tidak mungkin, tidak pada zamannya lagi untuk merasa susah dalam menyampaikan ilmu, hanya saja membuat anak didik mengerti dan mengamalkan ilmu yang diberikan itulah ikhtiar yang terus dijalani seorang guru.
Saat ini ada program baru disekolahku untuk Al-Qur’an yaitu Murajaah harian secara virtual setiap pagi dan sholat dhuha.Rasanya aku menemukan energi itu Kembali. Kini bacaan Al-Qur’an yang biasanya ramai dan riuh dikala pagi hari disekolah, kini Al-Qur’an itu juga riuh diruang zoom,begitupun dengan sholat dhuha.Betapa senangnya hatiku, mereka begitu antusias melaksanakannya, walaupun terkadang lelah kurasa, sakit dan perih mata ini hampir seharian berada dilayar leptop dan Handphone, kering tenggorokan, hampir tanpa jeda waktu yang kami berikan untuk mengajar prifat dengan video call, namun kukatakan dalam diri dan kepada mereka,’’nak semua ini kita lakukan dan niatkan karena Allah.Semoga Allah terima segala amal perbuatan kita, aamiin
Zaman boleh berganti, yang dulunya mengajar menggunakan penerangan Lampu pelita,kemudian cahaya listrik bahkan yang secanggih sekarangpun menggunakan layar ponsel dan leptoppun tak menyurutkan semangat untuk menyampaikana ayat ayat cintaMu yang dari dulu hingga akhir kehidupan ini Al Qur’anlah menjadi pegangan, petunjuk bahkan cahaya penerang bagi umat sedunia.
Mungkin masih jauh proses perjalanan ini, demi untuk mempelajari dan memaknai ayat ayat cintaMu yang akan diberikan kepada Anak didik.Namun lewat goresan pena ini, dapat kuluahkan segala cerita cintaku kepada mereka. Akan selalu kuuntaikan do’a untuk kalian generasi Qur’ani ’’semoga Allah berikan kesuksesan Dunia dan Akhirat untuk kalian’’.Ayat ayat Cinta dari Rabbku yang pernah kuajarkan semoga selalu menjadi pegangan dan amal jariyah menuju surgaNya.
Diakhir tulisan ini ku ingin menutup dengan do’a khotmil Qur’an yang sering kulantunkan Bersama mereka Anak didikku dikala mengaji.
Ya Allah …
‘’ jadikanlah Al-Qur’an sebagai pemberi Rahmat,imam,cahaya,dan petunjuk. Pengingat Ketika lupa,pemberi pemahaman atas kebodohan,dan pemberi rezki sepanjang malam dan siang Ketika membacanya,dan jadikan Al-Qur’an sebagai hujjah penjelas bagi kehidupan yang fana ini.’’
_
Penulis : Arumaliana – SDIT Al Madinah Tanjung Pinang