Melangkah Bersama Wafa

Lebih dari 7 tahun yang lalu, seorang laki-laki berusia 22 tahun bersuku batak, datang dari ibukota, Jakarta. Bersama 5 teman semasa kuliahnya menapakkan langkah kaki di tanah melayu, Gurindam kota tercinta, Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Laki-laki tersebut bernama Muhammad Anshori Daulay. Biasa dipanggil Ustadz Anshori. Berlatar belakang pendidikan syari’ah, pernah belajar dan menyelesaikan pendidikan S1 di Ma’had Aly An-Nu’aimy Jakarta dan mengabdi serta menyelesaikan hafalan Al-qur’an 30 juz di Ma’had Al-Jandal Bekasi. 

Atas izin Allah SWT. Pertengahan tahun 2014 beliau mulai bergabung di SDIT (Sekolah  Dasar Islam Terpadu) As-Sakinah Tanjungpinang. Menjadi seorang tenaga pendidik, seorang guru Al-Qur’an. Beradaptasi dengan lingkungan yang baru bukanlah hal yang mudah bagi beliau. Sebulan pertama mengajar terbesit dalam hati beliau untuk mencukupkan kontrak mengajar disini dalam rentang waktu 1 tahun, yang kelak akan dijadikannya pengalaman perdana dalam dunia kerja. Namun, Allah SWT Maha Baik. Setelah satu tahun menjadi bagian dari keluarga besar SDIT As-Sakinah ternyata cukup beliau nikmati dan cukup menyenangkan. Hingga ditahun kedua dan seterusnya beliau melanjutkan kontrak mengajar disini. 

Pada tahun 2015 Allah izinkan beliau menjadi perwakilan sekolah untuk mengikuti pelatihan Al-Qur’an metode Wafa di Kota Pahlawan, Surabaya. SDIT As-Sakinah menjadi wasilah beliau mengenal salah satu metode pendidikan Al-Qur’an, yaitu Wafa. Pada pelatihan tersebut, menjadi awal beliau mengenal Wafa dan mempelajari  Al-qur’an dengan metode otak kanan yang komperhensif, mudah, dan menyenangkan. Berbekal secercah ilmu dari kota Surabaya tersebut mendorongnya untuk membagikan ilmu yang sudah diperoleh dengan memperkenalkan Wafa dan menerapkan pembelajaran Al-Qur’an dengan metode otak kanan kepada seluruh peserta didik, rekan- rekan guru serta orangtua/wali murid. 

Berawal dari tugas mengajar sebagai guru Al-Qur’an dan kemudian beliau pernah diamanahkan menjadi koordinator Al-Qur’an SDIT As-Sakinah serta saat ini beliau mengemban amanah sebagai Kepala Bidang BPI (Bina Pribadi Islam) dan Al-Qur’an Yayasan Bina Insan Sakinah maka beliau berusaha untuk selalu upgrade diri dalam ilmu terutama dalam hal belajar dan mengajarkan Al-Qur’an, mengelola kelompok belajar peserta didik serta mengelola kelompok guru. Dengan adanya pendampingan dari Wafa pusat, beliau semakin bersemangat dalam mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an. Metode Wafa sangat mudah diterima oleh seluruh kalangan. Dengan menggunakan metode Wafa mempermudah beliau dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada seluruh peserta didik dilingkungan sekolah dalam pembelajaran Al-Qur’an dan juga di sambut  baik dilingkungan masyarakat. 

Mulai dari lingkungan tempat tinggal. Alhamdulillah beliau tinggal di Perumahan THI (Taman Harapan Indah). Masjid As-Sakinah berada dalam perumahan ini  yang mayoritas warganya sangat semangat dalam menuntut ilmu. Terutama dalam ilmu agama khususnya dalam belajar Al-Qur’an. Beliau mengajar mengaji, mensyi’arkan metode pendidikan Al-Qur’an Wafa kepada jama’ah masjid As-Sakinah dengan bentuk kegiatan mengaji rutin setiap hari Selasa dan Sabtu ba’da shalat shubuh. Kegiatan ini sudah berlangsung sejak 4 bulan setelah beliau menikah. Sekitar pertengahan tahun 2018 agenda ini mulai berjalan. Awal mula beliau mengajar mengaji ada beberapa jama’ah yang memang buta huruf, tidak memperhatikan panjang pendek serta tidak paham tentang hukum tajwid. Beliau dengan sabar mendampingi dan membimbing dalam belajar Al-Qur’an. Untuk menghafal mereka memulai dari juz 30 yaitu surat An-Naba’ dan sekarang alhamdulillah sudah sampai surat Al-Lail. Tentu bukanlah hal yang mudah untuk mentalaqqy ayat demi ayat kepada jama’ah yang bisa dikategorikan dari segi umur sudah lanjut usia, namun dengan konsistensi dan kemauan yang besar semua berjalan dengan penuh hikmat, perjuangan dan kesungguhan. Mengajar mengaji sudah menjadi bagian hidup beliau, sehingga sangat beliau nikmati. Dengan melihat perkembangan kemampuan jama’ah yang awalnya tidak bisa mengaji menjadi bisa, menjadi kesenangan tersendiri untuk beliau. Kini, sudah memasuki tahun ke-3 kegiatan ini berlangsung rutin yang diikuti oleh jama’ah masjid dengan rentang usia 40-60 tahun dengan jumlah peserta sekitar 15-20 jama’ah laki-laki. Belajar Al-qur’an mulai dari tahsin, tajwid, ghorib, lengkap dengan sifat huruf serta hafalan juz 30 dengan nada hijaz. 

Mengajar mengaji dengan pembelajaran Al-Qur’an metode Wafa yang beliau syi’arkan tidak hanya diminati oleh kaum laki-laki saja. Namun juga pembelajaran Wafa diminati dikalangan ibu-ibu dengan rentang usia 25-50 tahun. Kegiatan rutin ini dilaksanakan di masjid yang sama dengan jdwal yang berbeda. Kegiatan ini rutin dilaksanakan pada hari sabtu ba’da shalat dzuhur. Dengan adanya kegiatan ini lahirlah sebuah Komunitas 30 yang disingkat menjadi “K30”. Kegiatan mengaji di masjid ini sempat berhenti beberapa bulan dikarenakan wabah corona yang semakin merajalela. Untuk menjaga keselamatan bersama maka kegiatan mengaji dihentikan untuk sementara waktu. Pembelajaran secara online juga belum memunginkan dilaksanakan karena mengingat bahwa mayoritas peserta ngaji adalah orangtua yang sudah lanjut usia. Tibalah pada suatu waktu dimana semangat dalam belajar jama’ah tak bisa dibendung lagi dan kondisipun sudah mulai membaik maka dengan tetap menjaga protokol kesehatan kegiatan mengaji di masjid kembali dilaksanakan.

Berbekal ilmu yang beliau miliki, pengalaman mengajar serta ditambah dengan pendampingan dari Wafa membuat beliau mengajar Al-Qur’an mulai dari sekolah, masjid dan lingkungan masyarakat dengan waktu ba’da subuh, yaitu sebelum terbit matahari. Begitu juga jadwal mengajar siang hari, saat matahari tepat berada diatas kepala. Bahkan hingga malam hari beliau mengajarkan Al-Qur’an tidak sedikitpun membuat beliau bosan dan mengeluh dengan aktivitas yang beliau lakukan. Terkadang dengan kondisi cuaca yang tidak bisa diperkirakan, rintik-rintik gerimis yang membasahi atau bahkan hujan lebat yang mengguyur sekalipun tetap ia pergi untuk mengajar. Karena ia tahu bahwa banyak orang yang semangat untuk mengaji dan banyak orang yang menunggu kehadiran beliau. Jika jadwal mengaji dimasjid maka ia akan berjalan kaki pergi dengan sebuah payung. Begitu pula jika jadwal mengaji di luar lingkungan perumahan maka ia akan mengendarai sepeda motor lengkap dengan jas hujan agar tetap biasa pergi mengajar mengaji. Dengan mengajar beliau merasa sangat senang dan yang beliau harapkan hanyalah Ridho dari Allah SWT. Beliau terus berdo’a agar setiap bertambahnya umur semoga semakin bertambah pulalah keberkahan. Setiap langkah kaki yang beliau langkahkan terhitung pundi-pundi pahala sebagai bekal akhirat dan juga tentunya  beliau berharap dengan ilmu yang beliau miliki bisa bermanfaat untuk umat.

Semakin mulai berkembangnya metode Wafa di Tanjungpinang, metode Wafa menjadi tidak asing lagi dikalangan masyarakat. Permintaan kepada beliau untuk mengajar mengaji terus berdatangan. Forum Kajian Mubaligh Tanjungpinang juga tidak mau ketinggalan dalam belajar Al-Qur’an. Jadwal rutin forum kajian mubaligh dalam belajar Al-Qur’an dengan beliau yaitu setiap hari Selasa ba’da shalat isya. Dihadiri dengan jumlah peserta lebih dari 10 dengan beragam jenjang usia. Ada yang masih muda dan juga ada yang sudah cukup berumur. Semua belajar dengan penuh semangat meskipun waktu belajarnya dimalam hari. Begitu juga dengan Majelis ta’lim ibu-ibu yang sebelum pandemi rutin dilaksanakan 2x sebulan di Masjid Nurul Ikhwan Tanjungpinang. Dengan hal ini tampak bahwa Wafa tidak hanya diminati dari kalangan anak anak saja disekolah, namun juga kalangan orangtua. Baik laki-laki maupun perempuan. Dengan tersampaikannya pendidikan Al-Qur’an kepada orangtua, beliau berharap sistem pendidikan Al-Qur’an tidak hanya dibebankan kepada guru Al-Qur’an yang mengajar di sekolah namun  juga dengan pengenalan Wafa kepada orangtua sehingga mampu bersinergi dengan pihak sekolah dalam mendampingi dan membimbing peserta didik belajar Al-Qur’an di rumah.

Pada tanggal 22 Juli 2021 beliau mengikuti “Sukses Munaqosyah Guru Al-Qur’an”. Munaqosyah dilaksanakan pukul 08.00 WIB secara virtual dan langsung diuji oleh penjamin mutu Wafa, yaitu Ustadz Mashuda. Beliau sangat antusias mengikuti munaqosyah dan menyerahkan hasil munaqosyah tersebut sepenuhnya kepada Allah SWT. Pada tanggal 29 Juli 2021 beliau memperoleh hasil munaqoyah tilawah guru Al-Qur’an metode Wafa dengan keterangan “Mumtadz”. Beliau sangat senang sekali dan bersyukur kepada Allah SWT atas prestasi yang beliau peroleh. Tentu dengan capaian yang beliau peroleh menambah semangat beliau untuk terus berjuang menjadikan sekolah-sekolah dibawah naungan Yayasan Bina Insan Sakinah menjadi sekolah-sekolah yang terjamin mutu pembelajaran Al-Qur’annya. 

Kesibukan beliau dalam mengajar peserta didik disekolah, pertemuan orangtua/wali murid, jama’ah masjid, majlis ta’lim, forum kajian mubaligh, komunitas2 di Tanjungpinang disambut baik dan diminati semua kalangan.  Semakin diminati pembelajaran Al-quran semakin bersemangat pula beliau menebarkan kebermanfaatannya. Dengan padatnya agenda beliau dalam mengajarkan Al-Qur’an tidak turut serta mengurangi intensitas beliau dalam membimbing dan membersamai keluarganya dirumah. Istri beliau bernama Istiqamah. Istri beliau juga merupakan salah satu guru Al-Qur’an di SDIT Ar-Refah Tanjungpinang. Mereka sudah dikaruniai sepasang buah hati yang masih batita. Meskipun mereka merupakan guru Al-Qur’an disekolah, dengan kesibukan mengajar Al-Qur’an disekolah namun mereka tetap bisa membagi waktu untuk keluarganya dirumah. Menjadikan anak-anak mereka kelak generasi yang mencintai Al-Qur’an, mampu mambaca Al-Qur’an dengan baik, memahami isi Al-Qur’an, berakhlak qur’ani dan mencetak generasi qur’an mulai dari lingkup terkecil, yaitu keluarga. Keluarga qur’ani, keluarga Impian.

Semoga beliau senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan umur. Dimudahkan segala aktivitas dalam mengajarkan Al-Qur’an baik di sekolah maupun dilingkungan masyarakat. Semoga Allah jadikan keluarga beliau Ahlul Qur’an, menjadikan istri, anak, dan seluruh keluarga beliau hafidz/ah yang mutqin/ah. Semangat beliau, jiddiyah, tadhiyah, dan mujahadah beliau dalam belajar dan mengajar mengaji serta setiap tetes demi tetes keringat beliau yang mengalir dalam belajar dan mengajarkan Al-Qur’an sejak dulu, hingga kini terus beliau jalankan bernilai pahala disisi Allah SWT. Semoga nanti, dikemudian hari bisa membangun generasi peradaban masyarakat qur’ani Indonesia. Alahu Akbar. Allahu Akbar. Allahu Akbar. Walillahilham.

_
Penulis : Istiqamah – SDIT Ar Refah Tanjungpinang