Bahagia karena Allah

7 Cara Bahagia Karena Allah

Bahagia adalah anugerah yang harus selalu kita hadirkan di hati. Kebahagiaan tanpa rasa syukur dan ibadah adalah hanya kelalaian. Saat kita lalai, kebahagiaan akan cepat berlalu, meninggalkan ruang kosong yang diisi dengan kegalauan, kegelisahan, gundah, gundala, kekecewaan, rasa sedih dan marah.

Sebaliknya, jika kita ingin mengabadikan kebahagiaan di hati, kita perlu melakukannya dengan langkah-langkah berikut, yang akan menguatkan hubungan kita dengan Allah SWT:

  1. Menyambungkan Hati dengan Allah SWT

Hadirkan kasih sayang Allah di dalam hati. Dengan mendekatkan diri kepada-Nya, kita akan merasakan kedamaian yang sejati, karena Allah adalah sumber segala ketenangan dan kebahagiaan.

  1. Dzikir dan Tilawah Al-Quran

Gerakkan lisan kita untuk selalu berdzikir dan membaca Al-Quran. Kedua ibadah ini adalah cara paling mudah untuk mendekatkan diri kepada Allah dan merasakan kehadiran-Nya dalam setiap langkah hidup.

  1. Mendatangi Masjid dengan Ikhlas

Bersegera menuju masjid, khususnya di waktu-waktu shalat, adalah bentuk ketundukan kita kepada Allah. Meluangkan waktu untuk berlama-lama di sana dengan ikhlas dan khusyu’ akan menambah ketenangan hati kita.

  1. Kepedulian kepada Sesama

Menyebarkan kasih sayang dan perhatian kepada sesama manusia serta semua makhluk adalah bentuk ibadah sosial yang mendatangkan kebahagiaan. Dengan memberi, kita bukan hanya membantu orang lain, tetapi juga menambah kebahagiaan dalam diri.

  1. Bersedekah Sesuai Kemampuan

Sedekah, meskipun sedikit, dapat membersihkan hati dari rasa tamak dan ego. Bersedekah akan mengangkat derajat kita di hadapan Allah dan memberikan kebahagiaan yang berlipat ganda.

  1. Berpikir Positif (Husnuzan)

Menjaga prasangka baik kepada Allah dan kepada orang lain adalah bentuk pengendalian diri yang akan membawa kedamaian hati. Husnuzan menghindarkan kita dari prasangka buruk yang sering kali menjadi penyebab kegelisahan.

  1. Bertaubat Nashuhah

Perasaan negatif sering bersumber dari dosa. Taubat adalah cara terbaik untuk membersihkan diri dan hati dari beban negatif yang mengganggu kebahagiaan. Dengan taubat, kita akan lebih ringan melangkah dan lebih siap menghadapi hidup dengan hati yang bersih.

Sadarilah bahwa bersama Allah dan mengamalkan ajaranNya akan membuat bahagia sehingga terjauh dari duka. Ya Allah, Ya Rahman, bahagiakan kami, jauhkan kami dari segala salah dan dosa yang akan membuat kami sulit mendapat bahagia.

 

لَا تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ يَفْرَحُوْنَ بِمَآ اَتَوْا وَّيُحِبُّوْنَ اَنْ يُّحْمَدُوْا بِمَا لَمْ يَفْعَلُوْا فَلَا تَحْسَبَنَّهُمْ بِمَفَازَةٍ مِّنَ الْعَذَابِۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْم

“Jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang yang gembira dengan apa (perbuatan buruk) yang telah mereka kerjakan dan suka dipuji atas perbuatan (yang mereka anggap baik) yang tidak mereka lakukan, kamu jangan sekali-kali mengira bahwa mereka akan lolos dari azab. Mereka akan mendapat azab yang sangat pedih.” (QS. Ali-Imran Ayat 188)

هُوَ الْحَيُّ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ فَادْعُوْهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَۗ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ 

Dialah yang hidup kekal, tidak ada tuhan selain Dia, maka berdoalah kepada-Nya dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Ghafir Ayat 75)

 

– K.H. Muhammad Shaleh Drehem, Lc. (@msdrehem)

Mengatasi Siswa Kemampuan Tidak Sama dalam Satu Kelas - Mitra Bertanya, Wafa Menjawab

Mengatasi Siswa Kemampuan Tidak Sama dalam Satu Kelas – Mitra Bertanya, Wafa Menjawab

Metode Wafa menghadirkan sebuah ruang untuk membantu berbagai pertanyaan dan menjawab kesulitan yang dialami oleh guru mitra wafa dalam proses pembelajaran di sekolah. Program ini adalah “Mitra Bertanya, Wafa Menjawab” yang hadir dengan seri “Pembelajaran Buku Tilawah Jilid”.

 

“Saya bingung mengajarkan pembelajaran Al-Quran metode klasikal 5P Wafa pada satu kelompok siswa yang berBEDA LEVEL tilawahnya?”

Wafa menjawab,

Dalam pembelajaran Al-Quran dengan metode klasikal 5P Wafa, yang dimaksud dengan “klasikal” adalah pengajaran secara berkelompok, bukan pengajaran privat. Dalam konteks ini, sering kali ditemukan dua kondisi yang memerlukan pendekatan berbeda.

1.Beda Halaman (Satu kelompok, Berbeda Halaman dalam Buku yang Sama)

Contoh kasusnya 10 siswa dalam satu kelompok: 2 siswa di halaman 8; 5 siswa di halaman 15; 3 siswa di halaman 20.

Pendekatan Pembelajaran menjadi:

  • Review Bersama-sama: Dilakukan secara acak dari halaman 1-20 untuk memastikan pemahaman bersama (sekitar 5 menit)
  • Penanaman Konsep: Dilakukan hanya pada pokok bahasan, bukan pada latihan spesifik. Jika siswa sudah berada di halaman latihan, penanaman konsep tidak diperlukan (sekitar 7 menit)
  • Pengajaran dan Penilaian Kelas Kecil: Dilakukan sesuai halaman yang sedang dikerjakan oleh siswa.

2. Beda Level/Jilid (Satu Kelompok, Berbeda Jilid Buku)

Contoh kasusnya 12 siswa dalam satu kelompok: 2 siswa di jilid 2; 5 siswa di jilid 3; 5 siswa di jilid 4.

Pendekatan Pembelajaran menjadi:

  • Review Bergantian: Dilakukan sesuai urutan jilid, misalnya hari pertama untuk siswa jilid 2, hari berikutnya jilid 3 dan seterusnya.
  • Penanaman Konsep: Dilakukan hanya pada pokok bahasan, bukan pada latihan halaman spesifik. Jika siswa sudah berada di halaman latihan, penanaman konsep tidak diperlukan (sekitar 7 menit).
  • Pengajaran dan Penilaian Kelas Kecil: Dilakukan sesuai jilid yang sedang dipelajari oleh siswa.

Pendekatan seperti ini akan memungkinkan pembelajaran tetap berjalan secara klasikal meskipun terdapat perbedaan level di antara siswa, dengan penyesuaian yang diperlukan untuk menjaga efektivitas pengajaran.

 

Penelitian yang mendukung pendekatan tersebut antara lain:

Nasir, M., & Miftah, M. (2022). “Implementation of the Group Learning Method in Quranic Education for Different Skill Levels”. Journal of Islamic Education Research, 15(2), 95-110. DOI: https://doi.org/10/1234/jier.2022.15.2.95

Sari, R., & Widodo, W. (2021). Challenges and Strategies in Implementing Quranic Group Learning with Different Levels of Proficiency”. International Journal of Quranic Studies, 18(3), 210-225. DOI: https://doi.org/10.5678/ijqs.2021.18.3.210

kh hasyim asyari

Bagaimana Sejarah Singkat Hari Santri? Peran Penting, Pencetus dan Maknanya

Hari Santri Nasional diperingati setiap tanggal 22 Oktober sebagai pengakuan resmi atas peran besar santri dan ulama dalam perjuangan kemerdekaan serta pembangunan bangsa. Penetapan Hari Santri dilakukan oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2015 melalui Keputusan Presiden No. 22 Tahun 2015, untuk mengapresiasi dedikasi santri dalam sejarah perjuangan Indonesia.

logo-hari-santri-nasional-2024
Logo Hari Santri Nasional 2024 – Kemenag RI

Munculnya Resolusi Jihad 1945 Melawan Belanda

22 Oktober 1945 merupakan peristiwa penting bagi para santri dan ulama di Indonesia. Kala itu, K.H. Hastim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), mengeluarkan fatwa yang dikenal Resolusi Jihad. Fatwa ini menyerukan khususnya kepada para santri untuk turut berperang membela kemerdekaan Indonesia yang hampir direbut kembali oleh pasukan kolonial Belanda.

Fatwa ini berisi panggilan untuk setiap muslim terutama di sekitar Jawa dan Madura untuk mempertahankan kemerdekaan dengan mengerahkan seluruh daya, termasuk berperang. Seruan ini berhasil mendorong para santri dari berbagai pesantren untuk datang ke Surabaya, bersama-sama melawan pasukan penjajah dan menjadi Pertempuran Surabaya 10 November 1945. Peristiwa heroik tersebut menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

 

Peran Penting Santri dalam Sejarah

Selain pendidikan agama, pesantren juga menjadi pusat gerakan sosial dan kebangsaan. Para santri berperan besar dalam membangun semangat patriotisme, serta terlibat dalam berbagai gerakan perlawanan terhadap penjajahan. K.H. Hasyim Asy’ari memandang jihad sebagai kewajiban agama untuk mempertahankan keadilan dan kemerdekaan, yang kemudian menumbuhkan semangat juang di kalangan santri baik dalam bidang pemikiran, pendidikan, maupun fisik untuk tanah air.

 

Penetapan Hari Santri Nasional

Hari Santri Nasional ditetapkan pada tahun 2015 untuk menghormati kontribusi santri dalam mempertahankan kemerdekaan dan membangun bangsa, baik dalam agama, pendidikan, maupun sosial. Peringatan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk menjunjung nilai keagamaan dan kebangsaan.

Peringatan Hari Santri Nasional bergulir setiap tahunnya dengan berbagai kegiatan yang melibatkan berbagai elemen masyarakat. Sebagau pengingat bahwa santri pernah menjadi garda terdepan dalam membela kebenaran, keadilan dan kemerdekaan bangsa.

Demo Merusak Fasilitas Umum

Peduli Tapi Hilang Kesopanannya: Nilai Moral yang Semakin Dipinggirkan

Mengapa sopan santun semakin tergerus? Saat ini, kita sering melihat bahwa sopan santun mulai kehilangan tempatnya. Ironisnya, bahkan tindakan yang jauh dari kesopanan sering kali dilakukan atas nama agama. Apa yang seharusnya menjadi wujud nyata dari ajaran para ulama, kini hanya menjadi wacana tertulis tanpa implementasi yang jelas. Banyak di antara kita yang tidak menyadari bahwa:

  • Menjadi beringas dengan alasan membela hak-hak manusia atau umat.
  • Kekejaman muncul dengan alasan mendidik anak atau anak buah.
  • Perilaku anarkis dibenarkan dengan anggapan bahwa “sopan itu relatif”.
  • Kehilangan akhlak dengan alasan menegakkan kebenaran atau Al Haq.
  • Menuntut keadilan dengan memberangus keadilan itu sendiri.

 

Islam itu Agama Akhlak

Sebagai umat Islam, kita harus menyadari bahwa agama ini adalah agama akhlak. Nabi Muhammad ﷺ diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia. Beliau dicintai karena akhlak beliau yang luhur, baik terhadap Allah, sesama manusia, hewan, maupun lingkungan.

Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:

“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.” (HR. Al-Baihaqi)

 

Menolak Kezaliman dengan Kezaliman Baru pada Kesopanan

Hal ini akan melahirkan lingkaran kekerasan yang tak berkesudahan karena merusak kesopanan yang seharusnya. Sebagaimana pepatah bijak berkata, “Jika pendidik kencing berdiri, maka anak didik akan kencing sambil berlari.” Pepatah ini mengingatkan kita bahwa akhlak bukan hanya diajarkan, tetapi harus dicontohkan dan dibiasakan dalam setiap tindakan.

Perilaku tidak sopan, baik dalam ucapan, tindakan, maupun kebijakan, adalah dosa besar yang harus kita hindari. Sebagai umat Islam, kita dituntut untuk menjadi pribadi yang santun dan penuh kasih sayang.

Mari kita memohon kepada Allah SWT agar senantiasa menghiasi diri kita dengan akhlak yang mulia, agar kita mampu bersikap sopan dalam setiap dakwah yang kita sampaikan, baik melalui kata-kata maupun perbuatan. Semoga Allah menjadikan kita umat yang layak mendampingi Rasulullah ﷺ di hari kiamat kelak. Aamiin.

 

“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang ada rasa permusuhan antara kamu dan dia akan seperti teman yang setia. Dan (sifat-sifat yang baik itu) tidak akan dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.” (QS. Fussilat : 34-35)

 

– K.H. Muhammad Shaleh Drehem, Lc. (@msdrehem)

Menciptakan Suasana Kelas Al Quran Kondusif Fokus dan Antusias

Menciptakan Kelas Belajar Al-Qur’an yang Kondusif, Fokus dan Antusias – Mitra Bertanya, Wafa Menjawab

Metode Wafa menghadirkan sebuah ruang untuk membantu berbagai pertanyaan dan menjawab kesulitan yang dialami oleh guru mitra wafa dalam proses pembelajaran di sekolah. Program ini adalah “Mitra Bertanya, Wafa Menjawab” yang hadir dengan seri “Pengelolaan Kelas Al-Qur’an”.

 

“Ustadz, saya itu kesulitan menciptakan suasana pembelajaran Al-Qur’an yang kondusif dan masih bingung bagaimana menghindari gangguan seperti siswa yang kurang fokus dan kurang antusias dalam belajar”

Wafa menjawab,

Berdasarkan penelitian, kurangnya antusiasme siswa seringkali disebabkan oleh kurangnya aturan yang jelas dan efektif di dalam kelas (Rahman & Ismail, 2023). Sehingga penerapan aturan kelas yang jelas dan melibatkan siswa dapat meningkatkan fokus dan antusiasme dalam belajar (Smith & Jones, 2022).

Dalam Metode Wafa, ada teknik pembuatan aturan kelas yang efektif untuk mendukung suasana belajar yang kondusif, yaitu:

  1. Nyatakan secara positif. Buat aturan yang menyatakan apa yang diharapkan dengan positif, bukan apa yang dilarang, untuk meningkatkan kepatuhan dan antusiasme peserta didik untuk suasana kelas kondusif (Harris &Williams, 2021).
  2. Tuliskan dengan ringkas. Aturan harus singkat dan jelas agar mudah diingat peserta didik.
  3. Bisa dilaksanakan. Pastikan juga dapat diterapkan oleh seluruh peserta didik tanpa adanya kesulitan.
  4. Cukup sedikit saja. Buat dalam jumlah terbatas dan fokus pada yang paling penting.
  5. Mudah dipahami. Harus dirumuskan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh semua peserta didik.
  6. Libatkan siswa. Ajak semua peserta didik berpartisipasi dalam merumuskan, supaya tumbuh rasa memiliki dan bertanggung jawab (Nguyen & Nguyen, 2023)
  7. Terapkan konsekuensi. Jika dilanggar, berikan konsekuensi yang adil dan konsisten, sesuai dengan kesepakatan.

Dapat disimpulkan ada 7 teknik yang bisa digunakan atau diaplikasikan dalam kelas sesuai dengan teknik dari Metode Wafa. Kelas Al-Qur’an memiliki sisi uniknya sendiri sehingga Metode Wafa menghadirkan pelatihan tentang strategi manajemen kelas dalam program “Quranic Classroom Management” sebagai wadah pertanyaan tentang pengelolaan kelas Al-Qur’an.

 

Penelitian yang mendukung pendekatan tersebut antara lain:

Smith, J. , & Jones, A. (2022). “The Impact of Classroom Management Strategies on Student Engagement and Achievement in Secondary Schools”. Journal of Educational Psychology, 114 (4), 712-727. doi:10.1037/edu0000689.

Harris, P., & Williams, D. (2021). “Positive Behavioral Interventions and SUpports: Effective Strategies for Classroom Management”. Educational Research and Reviews, 16 (8), 405-417. doi:10.5897/ERR2021.4209.

Nguyen, T., & Nguyen, M. (2023). “Student Involvement in RUle-Makin: Effects on Classroom Climate and Learning Outcomes”. International Journal of Educational Management, 37 (2), 215-230. doi:10.1108/IJEM-02-2022-0081.

Rahman, A., & Ismail, H. (2023). “Classroom Management Techniques: The Role of Teacher Leadership and Student Engagement in Primary Education. “Journal of Classroom Interaction, 59 (1), 55-70. doi:10.1007/s1234-021-01122-3.

mulia-bersama-al-quran

Dekat dengan Al-Quran, Dekat dengan Allah: Cara Meraih Kemuliaan bersama Al-Quran

“Seandainya Kami turunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah karena takut kepada Allah. Perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berpikir.” (QS. Al-Hasyir Ayat 21)

 

Renungan kita “Mulia Bersama Al Quran”

Ada 4 Terminologi islam yang perlu kita perhatikan :

  1. Rofahiyah, Kesejahteraan yang cenderung fisik atau materi dan bisa dicapai siapa saja. Dari Muslim maupun non Muslim
  2. Sa’adah, Kebahagiaan yang cenderung Immateri, abstrak dan bisa juga dicapai oleh siapapun seperti kebahagiaan spiritual dan emosional.
  3. Karomah, Karunia atau Keistimewaan yang hanya diperoleh oleh umat muslim atau orang yang bertakwa.
  4. Hasanah, Kebaikan atau Amal Baik duniawi maupun ukhrowi yang juga hanya bisa untuk umat muslim

Umat muslim yang mampu mendapatkan Karomah dan Hasanah ada jaminan nyaman di dunia dan selamat di akhirat, tentu kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Orang bertakwa adalah orang yang taat beragama.

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْاۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu” (QS. Al Hujurat Ayat 13).

4 terminologi di atas hanya bisa terwujud dengan sempurna jika ada unsur sehat jasmani dan rohani. Maka, kesempatan emas dilakukan oleh umat muslim yang bertakwa.

 

Turun langsung dari Lauhul Mahfuz sebagai media Allah SWT dan Manusia

Orang yang membaca Al-Qur’an, dekat dan akrab dengan Al-Qur’an, maka pasti dekat dan diperhatikan oleh Allah. Mengingat kehidupan ini penuh dengan tantangan, gangguan, godaan, tapi manusia yang dekat dengan Al-Qur’an, akan mudah nyambung/ngobrol kepada Allah SWT karena Al-Qur’an diturunkan langsung dari Lauhul Mahfuz.

Pahalanya yang begitu besar yang harusnya menjadi motivasi untuk setiap muslim, 1 huruf dibalas 1 kebaikan dan dilipatkan menjadi 10 kali lipat. Orang yang membaca Al-Qur’an akan terjadi respon fisik pada kulit serta hati.

اَللّٰهُ نَزَّلَ اَحْسَنَ الْحَدِيْثِ كِتٰبًا مُّتَشَابِهًا مَّثَانِيَۙ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُوْدُ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْۚ ثُمَّ تَلِيْنُ جُلُوْدُهُمْ وَقُلُوْبُهُمْ اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِۗ ذٰلِكَ هُدَى اللّٰهِ يَهْدِيْ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ هَادٍ

Allah telah menurunkan perkataan yang terbaik, (yaitu) Kitab (Al-Qur’an) yang serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang. Oleh karena itu, kulit orang yang takut kepada Tuhannya gemetar. Kemudian, kulit dan hati mereka menjadi lunak ketika mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Siapa yang dibiarkan sesat oleh Allah tidak ada yang dapat memberi petunjuk”. (QS. Az-Zumar Ayat 23).

 

Cerita nyata bersama Al-Quran

Salah satu penelitian menjelaskan bahwa suara Al-Qur’an yang dibaca dengan tartil maka akan melayang ke telinga pembaca maupun pendengan, masuk ke dalam tubuh menembus sel-sel. Sel mati akan hidup, sel sakit akan sehat, sel sehat akan aktif, sehingga sesungguhnya bacaan Al-Qur’an itu sangat dahsyat bagi manusia. Ada 2 bukti nyata yang benar terjadi karena kemuliaan Al-Qur’an:

  1. Kejadian di Australia, seorang muslim yang menderita sakit kanker cukup parah hingga rumah sakit tidak mampu menyembuhkannya. Tak punya pilihan lain, keluarganya berserah diri kepada Allah SWT, mengumpulkan keluarga besar dan membaca Surah Ar-Rahman secara rutin. Tak masuk akal, kondisi berangsur membaik.
  2. Istri seorang Jenderal Purnawirawan Polisi, “Saya 2 tahun lalu lumpuh, tidak bisa jalan, sudah coba ke rumah sakit, habis ratusan juta, tidak kunjung sembuh. Karena usia saya sudah diatas 70, saya menyerah, saya pasrah”. Ia mencoba membaca Al Qur’an satu juz setiap hari dengan kondisi pengetahuan yang minim untuk membaca Al-Qur’an, ditiupkan ke tangan diusapkan ke tubuh, dengan keyakinan “Ya Allah jika engkau masih menyembuhkan, sembuhkanlah, tapi jika tidak saya ridho”. Artinya adalah ketika hati sudah menyerah, pasrah dan berkeinginan dari hati untuk menghubungi Allah langsung, maka pendekatan diri dengan Al-Qur’an salah satu caranya.

Maka, perlu motivasi dalam diri mendekati atau keinginan akrab dengan Al-Qur’an dengan menyadari kemuliaan, kehormatan untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan.

 

Kita menyadari bahwa masih banyak yang belum bisa baca Al-Qur’an dengan baik, hal ini jangan sampai dibawa mati, jangan sampai kita malu di depan Allah SWT karena tidak bisa baca Al-Qur’an. Zaman sekarang sudah banyak yang menyediakan pelatihan secara langsung maupun digital untuk berapun usianya. Al-Qur’an seharusnya menjadi bagian dari diri kita untuk mengobrol dengan Allah SWT. Paham atau tidak tau maknanya, tetap punya efek positif pada fisik maupun kejiwaan.

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Al-Hasyr Ayat 18)

 

– Prof. Dr. H. Ahmad Zahro, MA.

pria terburu-buru melihat jam tangan

Bagaimana Sikap Terburu-buru dalam Islam? Dari Bahaya hingga Dibenarkan

Terburu-buru atau tergesa-tergesa adalah sikap yang sering kali muncul dalam kehidupan sehari-hari. Sikap ini adalah kebiasaan yang tidak baik, karena tidak hanya menghambat diri menjadi orang yang lebih bijak, tetapi juga mendatangkan tubian musibah dan masalah. Sikap ini merupakan penyakit manusia yang berasal dari setan, karena Rasulullah SAW bersabda:

التَّأَنِّي مِنَ اللهِ، وَالْعَجَلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ

Ketenangan datangnya dari Allah, sedangkan ketergesaan datangnya dari setan“. (Hadist Hasan – Baihaqi)

 

Bahaya Sikap Terburu-buru

Merenung sejenak betapa rugi dan tak nikmatnya sikap terburu-buru ini dalam sholat, dalam tilawah, dalam berdoa dan keinginan mendapatkan hasil dari doa, dalam berdzikir, saat makan, saat menyetir, maupun menanggapi pembicaraan orang lain. Sikap terburu-buru ini akan menghalangi kita dari ketenangan, kebijaksanaan, serta menempatkan kita pada resiko bahaya yang tidak perlu.

 

Terburu-buru juga Bisa Dibenarkan

Ada beberapa kondisi di mana syariat menganjurkan kita untuk segera bertindak, misalnya:

  • Berbuka puasa tepat waktu ketika adzan Maghrib berkumandang.
  • Menikah jika sudah memiliki syahwat serta kemampuan.
  • Membayar hutang saat mampu.

Dalam hal-hal ini, kecepatan dalam bertindak justru dianjurkan, namun tetap dalam kerangka aturan syariat.

 

Dampak Negatif dari Terburu-buru

Sikap terburu-buru yang sering terjadi terutama dalam urusan duniawi, seperti keingian untuk cepat menjadi kaya sehingga menghalalkan yang haram. Contohnya seperti berani korupsi, menipu, menyuap, menarik pungli, terlibat dalam riba, menjual barang haram. Semua ini hanya akan menghasilkan kekayaan yang tidak berkah dan menjauhkan kita dari kebahagiaan sejati.

 

Latihan untuk Menghindari kebiasaan Terburu-buru

Penting bagi kita untuk melatih diri, membiasakan secara perlahan-lahan untuk bersikap tenang dan menahan diri agar bisa lebih khusyuk dalam ibadah, lebih bijak dalam kehidupan sosial, lebih sehat rohani, juga secara intelektual hingga selamat dunia akhirat. Ada pepatah arab berkata:

من استعجل شيئا قبل أوانه عوقب بحرمانه

Siapa yang tergesa-gesa terhadap sesuatu sebelum waktunya, ia dihukum dengan tidak mendapatkannya.

 

Manusia diciptakan (bersifat) tergesa-gesa. Kelak Aku akan memperlihatkan kepadamu (azab yang menjadi) tanda-tanda (kekuasaan)- Ku. Maka, janganlah kamu meminta Aku menyegerakannya.” (QS. AL-ANBIYA’  : 37)

 

– K.H. Muhammad Shaleh Drehem, Lc. (@msdrehem)

6 Metode Belajar Baca Al-Qur’an di Indonesia

Membaca dan mempelajari Al-Qur’an adalah kewajiban bagi setiap umat muslim. Al-Qur’an merupakan kitab suci yang berisi firman-firman Allah untuk umat manusia, yang menjadi aturan dalam kehidupan.

Untuk bisa membaca dan mengetahui isi Al-Qur’an tentu dibutuhkan kemampuan dan ketrampilan membaca. Karena itu mengajarkan membaca Al-Qur’an pada anak-anak sejak dini menjadi prioritas yang utama dalam pendidikan Islam.

Di Indonesia, ada beberapa metode yang biasannya digunakan untuk membaca Al-Qur’an. Belajar membaca Al-Qur’an bukan hanya sekedar mengenalkan huruf-huruf hijaiyah namun juga aspek lainnya sehingga Al-Qur’an dapat dibaca sebagaimana mestinya.

Untuk tujuan tersebut, maka diharapkan tersedianya materi-materi yang dapat memenuhi kebutuhan, yaitu materi yang komprehensif yang mampu mewakili seluruh jumlah ayat yang ada dalam Al-qur’an. Sehingga ketika anak didik selesai mempelajari materi-materi tersebut, maka dapat dipastikan mereka mampu membaca seluruh ayat-ayat Al-qur’an dengan baik dan benar.

Dikutip dari jurnal Dosen FKIP Universitas Kutai Kartanegara Wiwik Anggranti berjudul, Penerapan Metode Pembelajaran Baca-Tulis Al-Qur’an diterangkan dalam materi pembelajaran baca Al-qur’an, secara umum dapat dikelompokkan ke dalam lima kelompok besar

1. Pengenalan huruf hijaiyah dan makhrajnya.
2. Pemarkah (al-syakkal)
3. Huruf-huruf bersambung
4. Tajid dan bagianbagiannya
5. Gharaaib (bacaan bacaan yang tidak sama dengan kaidah secara umum).

Berikut ini metode yang digunakan untuk belajar membaca Al-Qur’an :

1. Metode Qiroati

Metode belajar membaca Al-Qur’an ini pertama kali disusun oleh K.H. Dachlan Salim Zarkasyi pada 1963 dengan buku panduan yang saat itu sebanyak 10 jilid.

Metode Qiroati muncul akibat keprihatinan beliau saat menyaksikan pola pengajaran Al-Qur’an yang kurang memperhatikan kaidah tajwid serta guru yang mengajarkannya pun terkesan asal-asalan.

K.H. Dachlan Salim Zarkasi awalnya menggunakan metode ini untuk mengajar anak didiknya saja. Namun seiring berjalannya waktu, kesuksesan metode ini membuat seorang ulama asal Semarang, H. Ja’far mengajak beliau sowan kepada KH. Arwani di Kudus.

Setelah memperlihatkan buku Qiroati-nya, KH. Arwani pun meneliti dan mengoreksinya. Akhirnya metode Qiroati mendapat restu dari Mbah Arwani lalu mulailah dikenalkan kepada masyarakat Semarang dan sekitarnya.

Saat ini, Qiroati tersusun dari enam jilid buku panduan yang harus dilalui oleh santri yang belajar. Ditambah lagi buku mempelajari tajwid dan gharib, atau bacaan dalam Al-Qur’an yang sulit dan langka.

Metode ini memiliki ciri khas, yaitu menetapka standar yang ketat untuk guru dan kelulusan santri. Guru yang bisa mengajar membaca Al-Qur’an hanyalah yang memiliki syahadah atau sertifikat.

Adapun santri ketika usai menamatkan pembelajaran tahapan-tahapan yang sudah ditentukan, sudah bisa membaca Al-Qur’an dengan mahir dan tartil. Santri akan dinyatakan lulus setelah berhasil melewati ujian yang ketat.

Metode Qiroati ini tidak hanya populer di Indonesia, melainkan sudah sampai ke beberapa negara tetangga. Sejak tahun 2000, Qiroati menyebar ke Australia, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura.

2. Metode Iqra’

Selain Qiroati, metode Iqra’ juga dikenal luas oleh masyarakat di Indonesia. K.H. As’ad Humam ialah penyusun metode belajar membaca Al-Qur’an yang satu ini.

Niat awal menyusun metode Iqra’ timbul saat beliau bertemu dengan K.H. Dachlan Salim Zarkasyi yang terlebih dahulu Metode Qiroati. Bahkan sebagian sumber menyatakan bahwa beliau juga belajar dari ulama asal Semarang tersebut.

Metode Iqra’ ialah pengembangan metode Qiroati. Di mana K.H. As’ad Humam yang kala itu menggunakan Qiroati, melakukan beragam eksperimen dalam pengajaran, lalu dicatatnya.

Selanjutnya, hasil catatannya lalu diajukan kepada K.H. Dachlan sebagai usulan perubahan metodenya. Namun gurunya itu tidak sepakat lantaran menganggap Qiroati ialah metode yang berisi inayah (pertolongan) dari Allah dan tidak perlu direvisi lagi.

Kemudian, K.H. As’ad melajutkan pengembangan metode Iqra’-nya bersama para sahabat di Team Tadarrus Angkatan Muda Masjid dan Mushalla (AMM) Yogyakarta. Metode yang mulai dikenalkan sekitar 1988 itu pun perlahan-lahan berkembang luas di kalangan masyarakat.

Perbedaannya dengan metode Qiroati yaitu, buku panduan Iqra lebih mudah didapat karena bebas dipasarkan. Sedangkan Qiroati didapat dari lembaga yang menerapkan metode tersebut serta melalui jalur khusus kordinator masing-masing daerah.

3. Metode Yanbu’a

Belajar membaca Al-Qur’an juga dapat menggunakan metode Yanbu’a. Perumus metode ini yaitu para pengasuh Pondok Pesantren Tahfidh Yanbu’ul Qur’an. Di antaranya K.H. Agus M. Ulin Nuha Arwani, K.H. Ulil Albab Arwani, dan K.H. M. Manshur Maskan.

Penyusunan metode Yanbu’a ini awalnya didorong oleh para alumni agar memiliki ikatan kedekatan pada Pondok Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Kudus.

Mulai terbit pada awal 2004 dengan 6 jilid materi utama, buku pedoman pengajar, dan buku materi hafalan, metode Yanbu’a menekankan penggunaan Mushaf Rasm Usmani khas Timur Tengah yang sering digunakan di negara-negara Islam.

Metode belajar Al-Qur’an asal Kudus ini memiliki keistimewaan pada sandanya yang bersambung kepada para ahli Al-Quran dan huffazh yang berguru pada Mbah Arwani Kudus dan karenanya memiliki sanad keilmuan hingga Nabi Muhammad SAW.

4. Metode An-Nahdliyah

Selain ketiga metode di atas, masih ada lagi metode belajar membaca Al-Qur’an yang populer di Indonesia. Yaitu An-Nahdliyah yang disusun oleh K.H. Munawir Kholid bersama rekan-rekannya.

Penyusunan bermula dari keinginan metode belajar membaca Al-Qur’an secara cepat dengan khas menyertakan nuansa NU. Setelah istikharah, beliau membentuk tim perumus yang terdiri dari Kiai Munawir Kholid, Kiai Manaf, Kiai Mu’in Arif, Kiai Hamim, Kiai Masruhan, dan Kiai Syamsu Dluha.

An-Nahdliyah sempat berganti nama sebanyak tiga kali. Pertama, Metode Cepat Baca Al–Qur’an Ma’arif (format disusun PCNU Tulungagung pada tahun 1985).

Nama selanjutnya yaitu Metode Cepat Baca Al–Qur’an Ma’arif Qiroati (dengan meminta persetujuan penyusun Qiroati untuk dicetak dengan nama tersebut). Terakhir, Metode Cepat Baca Al–Qur’an Ma’arif An-Nahdliyah (mulai dicetak pada tahun 1991).

Sama seperti Yanbu’a, meyode an-Nahdliyah juga tediri dari 6 jilid. Dengan ciri khasnya pengajaran menggunakan tongkat untuk menjaga irama bacaan sesuai dengan panjang-pendeknya. Tongkat itu didapat melalui jalur LP. Ma’arif sebagaimana bukunya.

Keistimewaan metode ini terletak pada tongkatnya yang dinamakan Tongkat Penyentuh Jiwa yang didoakan oleh para kiai. Nuansa NU yang kental dalam metode ini yaitu para ustaz pengajar diberikan ijazah wirid khusus agar diberi kemudahan dalam membina santri dalam belajar membaca Al-Qur’an.

5. Metode Tartili

Metode belajar membaca Al-Qur’an yang populer di Indonesia selanjutnya yaitu Tartili. Perumusnya ialah pengasuh Pondok Pesantren Darul Hidayah, Kesilir, Wuluhan, Jember, Jawa Timur, Ustaz Syamsul Arifin Al-hafidz.

Metode ini disusun bermula dari sulitnya mendapatkan buku pedoman Qiroati yang mengharuskan pergi dulu ke Semarang. Selain itu, beliau yang awalnya seorang Koordinator Qiroati se-Jawa dan Bali tersebut juga menilai bahwa metode Qiroati dan lainnya sudah terasa membosankan dan menghabiskan waktu lama.

Berbeda dengan metode lain, Tartili terbilang paling cepat karena hanya memiliki 4 jilid panduan. Metode ini mulai menyebar dan berkembang luas di Indonesia sejak diperkenalkan pada tahun 2000.

6. Metode Wafa

Di urutan terakhir ada Metode Wafa sebagai metode belajar baca Al-Qur’an yang juga populer di Indonesia. Wafa dikenal dengan tagline “Belajar Al-Qur’an Metode Otak Kanan”. Metode ini berupaya mengubah pengalaman belajar mengaji yang mulanya dirasa kurang efektif, membosankan atau bahkan menakutkan menjadi belajar mengaji yang jauh lebih menyenangkan, mudah, dan komprehensif.

Metode Wafa diciptakan oleh para pendirinya dengan semangat fastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan) dengan mengambil peran dakwah melahirkan para ahli Al-Qur’an muda di Indonesia. Diinisiasi oleh tim di bawah naungan Yayasan Syafa’atul Qur’an Indonesia (YAQIN) yang berlokasi di Surabaya, metode ini diresmikan pada tahun 2013 oleh Wakil Gubernur kala itu, Gus Ipul.

Wafa didirikan oleh K.H. Muhammad Shaleh Drehem, Lc. dengan penyusunan metode dan sistem oleh tim pakar Al-Qur’an dan pendidikan seperti K.H. Dr. Mudawi Ma’arif, Lc., M.H.I., K.H. Dr. Muhammad Baihaqy, Lc., M.A., K.H. Farid Dhofir, Lc., M.Si., Dr. Shobikhul Qisom, M.Pd., H. Mohamad Yamin, M.Pd., dan para kiai lainnya.

Ada sejumlah keunggulan dan pembeda Wafa dibanding dengan metode lainnya. Pertama, adanya sistem manajemen mutu, yang mana tidak hanya sekedar metode atau buku, Wafa juga membuat sebuah sistem manajemen pembelajaran yang dapat diimplementasikan dan duplikasi untuk hasil belajar murid yang lebih maksimal. Kedua, aktivasi atau metode dengan otak kanan.

Ketiga, mengaji dengan langgam atau irama hijaz yang khas dan mudah ditirukan. Keempat, program segala usia. Kelima, komprehensif dengan konsep 5T (Tilawah, Tahfidz, Tarjamah, Tafhim, dan Tafsir). Keunggulan terakhir metode belajar a la Wafa mendapat dukungan media digital.

Meskipun tergolong metode baru, hingga tahun 2023 Wafa telah digunakan oleh berbagai mitranya di 35 provinsi di Indonesia dan juga di luar negeri seperti di Utrecht Belanda, Milan Italia, Inggris, dan Jepang.

Mengunjungi Hati

Bismillah
Alhamdulillah was sholaatu was salaamu ‘ala Rasulillah wa aalihi wa shohbihi wa man waalaahu.

Renungan Jum’at pagi.
14 DZUL-QA’DAH 1442 H
QS.AL-QIYAMAH : 14-15

MENGUNJUNGI HATI

Saudara-saudari sekalian,

  • Banyak orang senang berkunjung ke mana-mana, sampai ke manca negara.
  • Tapi sedikit orang meluangkan waktunya untuk berkunjung ke dalam “HATINYA”.
  • Padahal berkunjung ke dalam HATI adalah kebutuhan dan kewajiban.
  • Kita membutuhkan kunjungan ke dalam HATI, agar bisa melihat kekurangan dan kelemahan HATI kita.
  • Mengunjungi HATI adalah “kewajiban”, karena tak ada peningkatan Iman tanpa kunjungan ke dalam HATI.
  • Mengunjungi HATI berarti :
    – Melihat kotoran-kotoran dalam HATI.
    – Mengakui kejengkelan-kejengkelan yang tidak perlu ada, kemarahan-kemarahan yang tidak pada tempatnya.
    – Merasakan betapa gelapnya HATI yang sakit.
    – Betapa busuknya sifat-sifat munafik.
  • Mengunjungi HATI berarti :
    – Membawa CAHAYA ke dalam hati.
    – Membawa OBAT yang sesuai dengan penyakit-penyakitnya.

BISMILLAH.. KUNJUNGI HATI SEKARANG JUGA..!

🌹JUM’AT MUBARAK🌹

Ya Rahman,

Lembutkan dan karuniai hidayah hati kami dengan iman & ikhlash.

Informasi Tambahan:

  1. Instagram https://instagram.com/wafaindonesia?igshid=1em93xp2gau05
  2. Youtube https://www.youtube.com/user/WAFAOtakKanan
  3. Aplikasi android WAFA https://play.google.com/store/apps/details?id=or.id.wafaindonesia.wafa01
  4. Facebook https://www.facebook.com/MetodeWafa
  5. Fanpage https://www.facebook.com/BelajarAlQuranMetodeOtakKanan

Ikhlas yang Efektif

Bismillah
Alhamdulillah was sholaatu was salaamu ‘ala Rasulillah wa aalihi wa shohbihi wa man waalaahu.

Renungan Jum’at pagi
8 DZUL-QO’DAH 1442 H
QS.AL-BAYYINAH : 5

Saudara-saudari sekalian,

  • Seluruh ibadah dan kebaikan, hanya di terima Allah jika berniat ikhlas.
  • Niat ikhlas adalah ibadah hati, dimana hati kita berbicara :
  • ”Saya melakukan kebaikan ini untuk mendapatkan ridha Allah SWT”.
  • Niat ikhlas mendidik diri untuk mewujudkan cinta pada Allah.
  • Niat ikhlas mendidik kita untuk mengurangi memuji diri.
  • Niat ikhlas mendidik kita untuk tidak mengharap pujian dari sesama.
  • Niat ikhlas membuat kebaikan menjadi sangat membahagiakan.
  • Niat ikhlas membuat diri menjadi sangat pemaaf.
  • Niat ikhlas adalah rahasia istiqamah di jalan kebaikan.
  • Niat ikhlas nantinya selalu menghadirkan rasa syukur, sabar dan tawakkal.

SUNGGUH NIAT IKHLAS ITU MEMERLUKAN KESADARAN, KEHADIRAN HATI, PEMBIASAAN DAN OPTIMALISASI PENDIDIKAN DIRI.

🌹JUM’AT MUBARAK 🌹

Ya Rahman,

Karuniakan kami ikhlas dalam setiap cakap, sikap dan perbuatan kami.🌹

#msdrehem #metodewafa #wafaindonesia #quote #quoteindonesia #ikhlas #jumat #jumatberkah #jumatmubara

Informasi Tambahan:

  1. Instagram https://instagram.com/wafaindonesia?igshid=1em93xp2gau05
  2. Youtube https://www.youtube.com/user/WAFAOtakKanan
  3. Aplikasi android WAFA https://play.google.com/store/apps/details?id=or.id.wafaindonesia.wafa01
  4. Facebook https://www.facebook.com/MetodeWafa
  5. Fanpage https://www.facebook.com/BelajarAlQuranMetodeOtakKanan