Menciptakan Suasana Kelas Al Quran Kondusif Fokus dan Antusias

Menciptakan Kelas Belajar Al-Qur’an yang Kondusif, Fokus dan Antusias – Mitra Bertanya, Wafa Menjawab

Metode Wafa menghadirkan sebuah ruang untuk membantu berbagai pertanyaan dan menjawab kesulitan yang dialami oleh guru mitra wafa dalam proses pembelajaran di sekolah. Program ini adalah “Mitra Bertanya, Wafa Menjawab” yang hadir dengan seri “Pengelolaan Kelas Al-Qur’an”.

 

“Ustadz, saya itu kesulitan menciptakan suasana pembelajaran Al-Qur’an yang kondusif dan masih bingung bagaimana menghindari gangguan seperti siswa yang kurang fokus dan kurang antusias dalam belajar”

Wafa menjawab,

Berdasarkan penelitian, kurangnya antusiasme siswa seringkali disebabkan oleh kurangnya aturan yang jelas dan efektif di dalam kelas (Rahman & Ismail, 2023). Sehingga penerapan aturan kelas yang jelas dan melibatkan siswa dapat meningkatkan fokus dan antusiasme dalam belajar (Smith & Jones, 2022).

Dalam Metode Wafa, ada teknik pembuatan aturan kelas yang efektif untuk mendukung suasana belajar yang kondusif, yaitu:

  1. Nyatakan secara positif. Buat aturan yang menyatakan apa yang diharapkan dengan positif, bukan apa yang dilarang, untuk meningkatkan kepatuhan dan antusiasme peserta didik untuk suasana kelas kondusif (Harris &Williams, 2021).
  2. Tuliskan dengan ringkas. Aturan harus singkat dan jelas agar mudah diingat peserta didik.
  3. Bisa dilaksanakan. Pastikan juga dapat diterapkan oleh seluruh peserta didik tanpa adanya kesulitan.
  4. Cukup sedikit saja. Buat dalam jumlah terbatas dan fokus pada yang paling penting.
  5. Mudah dipahami. Harus dirumuskan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh semua peserta didik.
  6. Libatkan siswa. Ajak semua peserta didik berpartisipasi dalam merumuskan, supaya tumbuh rasa memiliki dan bertanggung jawab (Nguyen & Nguyen, 2023)
  7. Terapkan konsekuensi. Jika dilanggar, berikan konsekuensi yang adil dan konsisten, sesuai dengan kesepakatan.

Dapat disimpulkan ada 7 teknik yang bisa digunakan atau diaplikasikan dalam kelas sesuai dengan teknik dari Metode Wafa. Kelas Al-Qur’an memiliki sisi uniknya sendiri sehingga Metode Wafa menghadirkan pelatihan tentang strategi manajemen kelas dalam program “Quranic Classroom Management” sebagai wadah pertanyaan tentang pengelolaan kelas Al-Qur’an.

 

Penelitian yang mendukung pendekatan tersebut antara lain:

Smith, J. , & Jones, A. (2022). “The Impact of Classroom Management Strategies on Student Engagement and Achievement in Secondary Schools”. Journal of Educational Psychology, 114 (4), 712-727. doi:10.1037/edu0000689.

Harris, P., & Williams, D. (2021). “Positive Behavioral Interventions and SUpports: Effective Strategies for Classroom Management”. Educational Research and Reviews, 16 (8), 405-417. doi:10.5897/ERR2021.4209.

Nguyen, T., & Nguyen, M. (2023). “Student Involvement in RUle-Makin: Effects on Classroom Climate and Learning Outcomes”. International Journal of Educational Management, 37 (2), 215-230. doi:10.1108/IJEM-02-2022-0081.

Rahman, A., & Ismail, H. (2023). “Classroom Management Techniques: The Role of Teacher Leadership and Student Engagement in Primary Education. “Journal of Classroom Interaction, 59 (1), 55-70. doi:10.1007/s1234-021-01122-3.

mulia-bersama-al-quran

Dekat dengan Al-Quran, Dekat dengan Allah: Cara Meraih Kemuliaan bersama Al-Quran

“Seandainya Kami turunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah karena takut kepada Allah. Perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berpikir.” (QS. Al-Hasyir Ayat 21)

 

Renungan kita “Mulia Bersama Al Quran”

Ada 4 Terminologi islam yang perlu kita perhatikan :

  1. Rofahiyah, Kesejahteraan yang cenderung fisik atau materi dan bisa dicapai siapa saja. Dari Muslim maupun non Muslim
  2. Sa’adah, Kebahagiaan yang cenderung Immateri, abstrak dan bisa juga dicapai oleh siapapun seperti kebahagiaan spiritual dan emosional.
  3. Karomah, Karunia atau Keistimewaan yang hanya diperoleh oleh umat muslim atau orang yang bertakwa.
  4. Hasanah, Kebaikan atau Amal Baik duniawi maupun ukhrowi yang juga hanya bisa untuk umat muslim

Umat muslim yang mampu mendapatkan Karomah dan Hasanah ada jaminan nyaman di dunia dan selamat di akhirat, tentu kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Orang bertakwa adalah orang yang taat beragama.

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْاۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu” (QS. Al Hujurat Ayat 13).

4 terminologi di atas hanya bisa terwujud dengan sempurna jika ada unsur sehat jasmani dan rohani. Maka, kesempatan emas dilakukan oleh umat muslim yang bertakwa.

 

Turun langsung dari Lauhul Mahfuz sebagai media Allah SWT dan Manusia

Orang yang membaca Al-Qur’an, dekat dan akrab dengan Al-Qur’an, maka pasti dekat dan diperhatikan oleh Allah. Mengingat kehidupan ini penuh dengan tantangan, gangguan, godaan, tapi manusia yang dekat dengan Al-Qur’an, akan mudah nyambung/ngobrol kepada Allah SWT karena Al-Qur’an diturunkan langsung dari Lauhul Mahfuz.

Pahalanya yang begitu besar yang harusnya menjadi motivasi untuk setiap muslim, 1 huruf dibalas 1 kebaikan dan dilipatkan menjadi 10 kali lipat. Orang yang membaca Al-Qur’an akan terjadi respon fisik pada kulit serta hati.

اَللّٰهُ نَزَّلَ اَحْسَنَ الْحَدِيْثِ كِتٰبًا مُّتَشَابِهًا مَّثَانِيَۙ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُوْدُ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْۚ ثُمَّ تَلِيْنُ جُلُوْدُهُمْ وَقُلُوْبُهُمْ اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِۗ ذٰلِكَ هُدَى اللّٰهِ يَهْدِيْ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ هَادٍ

Allah telah menurunkan perkataan yang terbaik, (yaitu) Kitab (Al-Qur’an) yang serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang. Oleh karena itu, kulit orang yang takut kepada Tuhannya gemetar. Kemudian, kulit dan hati mereka menjadi lunak ketika mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Siapa yang dibiarkan sesat oleh Allah tidak ada yang dapat memberi petunjuk”. (QS. Az-Zumar Ayat 23).

 

Cerita nyata bersama Al-Quran

Salah satu penelitian menjelaskan bahwa suara Al-Qur’an yang dibaca dengan tartil maka akan melayang ke telinga pembaca maupun pendengan, masuk ke dalam tubuh menembus sel-sel. Sel mati akan hidup, sel sakit akan sehat, sel sehat akan aktif, sehingga sesungguhnya bacaan Al-Qur’an itu sangat dahsyat bagi manusia. Ada 2 bukti nyata yang benar terjadi karena kemuliaan Al-Qur’an:

  1. Kejadian di Australia, seorang muslim yang menderita sakit kanker cukup parah hingga rumah sakit tidak mampu menyembuhkannya. Tak punya pilihan lain, keluarganya berserah diri kepada Allah SWT, mengumpulkan keluarga besar dan membaca Surah Ar-Rahman secara rutin. Tak masuk akal, kondisi berangsur membaik.
  2. Istri seorang Jenderal Purnawirawan Polisi, “Saya 2 tahun lalu lumpuh, tidak bisa jalan, sudah coba ke rumah sakit, habis ratusan juta, tidak kunjung sembuh. Karena usia saya sudah diatas 70, saya menyerah, saya pasrah”. Ia mencoba membaca Al Qur’an satu juz setiap hari dengan kondisi pengetahuan yang minim untuk membaca Al-Qur’an, ditiupkan ke tangan diusapkan ke tubuh, dengan keyakinan “Ya Allah jika engkau masih menyembuhkan, sembuhkanlah, tapi jika tidak saya ridho”. Artinya adalah ketika hati sudah menyerah, pasrah dan berkeinginan dari hati untuk menghubungi Allah langsung, maka pendekatan diri dengan Al-Qur’an salah satu caranya.

Maka, perlu motivasi dalam diri mendekati atau keinginan akrab dengan Al-Qur’an dengan menyadari kemuliaan, kehormatan untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan.

 

Kita menyadari bahwa masih banyak yang belum bisa baca Al-Qur’an dengan baik, hal ini jangan sampai dibawa mati, jangan sampai kita malu di depan Allah SWT karena tidak bisa baca Al-Qur’an. Zaman sekarang sudah banyak yang menyediakan pelatihan secara langsung maupun digital untuk berapun usianya. Al-Qur’an seharusnya menjadi bagian dari diri kita untuk mengobrol dengan Allah SWT. Paham atau tidak tau maknanya, tetap punya efek positif pada fisik maupun kejiwaan.

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Al-Hasyr Ayat 18)

 

– Prof. Dr. H. Ahmad Zahro, MA.

pelatihan menulis nufi sidoarjo metode wafa

Perdana, Wafa Gelar Pelatihan Menulis Huruf Hijaiyah di SDIT Nurul Fikri Sidoarjo

Metode Wafa – Wafa bersama SDIT Nurul Fikri Sidoarjo (NUFI Sidoarjo) mengadakan Pelatihan Menulis Huruf Hijaiyah dengan pengajar khusus Drs. Ali Mustofa, penulis buku “Ayo Belajar Menulis Huruf Hijaiyah”. Pelatihan ini bertujuan meningkatkan keterampilan para guru Al-Qur’an dalam menulis huruf hijaiyah sesuai kaidah yang benar. Sabtu (5/10/2024).

Pelatihan perdana ini diikuti oleh guru-guru Al-Qur’an dari SDIT Nurul Fikri, mulai dari SD (Sekolah Dasar), Kelompok Bermain (KB), Taman Kanak-Kanak (TK), hingga Daycare. Program ini juga direncanakan untuk diperluas ke sekolah-sekolah lain khususnya mitra Metode Wafa.

Buku “Ayo Menulis Huruf Hijaiyah” karya Drs. Ali Mustofa, yang terdiri dari 6 jilid, digunakan sebagai media utama dalam proses pembelajaran. Buku ini mengajarkan berbagai tingkatan penulisan huruf hijaiyah, mulai dari huruf tunggal, huruf bersambung (awal, tengah, dan akhir), hingga ayat-ayat Al-Qur’an serta kalimat thayyibah.

Ali Mustofa pelatihan menulis Wafa

Sebelum mengikuti pelatihan ini, saya merasa telah menyesatkan peserta didik. Sering keliru dalam mengajarkan penulisan huruf hijaiyah. Namun, setelah pelatihan ini, saya lebih paham cara menulis yang sesuai kaidah,” ujar salah satu guru SDIT Nurul Fikri yang juga peserta pelatihan, dengan tertawa saat memberikan ulasannya.

Para peserta mengakui manfaat besar dari pelatihan ini. Memang sebelum pelatihan menulis ini, guru-guru terbiasa mengajarkan sesuai dengan kemampuan dan pemahaman masing-masing. Beberapa di antaranya salah dalam memulai penulisan huruf dari atas atau kurang tepat dalam mengajarkan bentuk huruf sambung yang benar.

Pada sesi akhir pelatihan, dilakukan post-test oleh Drs. Ali Mustofa, dengan meminta peserta menulis kembali kalimat basmalah. Hasilnya menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam keterampilan menulis peserta dibanding pre-test.

Pelatihan ini memberikan hasil yang sesuai harapan. Kami belajar banyak dari pelatihan menulis perdana ini, kami jadi mengetahui dan memahami pola pelatihan menulis yang sesuai sebagai bahan pengembangan di pelatihan selanjutnya”, ujar Drs. Ali Mustofa setelah pelatihan berakhir.

Semoga pelatihan ini dapat terus meningkatkan kompetensi para guru Al-Qur’an serta mencetak generasi muda Indonesia yang lebih terampil dalam menulis huruf hijaiyah sesuai kaidah yang benar.

pria terburu-buru melihat jam tangan

Bagaimana Sikap Terburu-buru dalam Islam? Dari Bahaya hingga Dibenarkan

Terburu-buru atau tergesa-tergesa adalah sikap yang sering kali muncul dalam kehidupan sehari-hari. Sikap ini adalah kebiasaan yang tidak baik, karena tidak hanya menghambat diri menjadi orang yang lebih bijak, tetapi juga mendatangkan tubian musibah dan masalah. Sikap ini merupakan penyakit manusia yang berasal dari setan, karena Rasulullah SAW bersabda:

التَّأَنِّي مِنَ اللهِ، وَالْعَجَلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ

Ketenangan datangnya dari Allah, sedangkan ketergesaan datangnya dari setan“. (Hadist Hasan – Baihaqi)

 

Bahaya Sikap Terburu-buru

Merenung sejenak betapa rugi dan tak nikmatnya sikap terburu-buru ini dalam sholat, dalam tilawah, dalam berdoa dan keinginan mendapatkan hasil dari doa, dalam berdzikir, saat makan, saat menyetir, maupun menanggapi pembicaraan orang lain. Sikap terburu-buru ini akan menghalangi kita dari ketenangan, kebijaksanaan, serta menempatkan kita pada resiko bahaya yang tidak perlu.

 

Terburu-buru juga Bisa Dibenarkan

Ada beberapa kondisi di mana syariat menganjurkan kita untuk segera bertindak, misalnya:

  • Berbuka puasa tepat waktu ketika adzan Maghrib berkumandang.
  • Menikah jika sudah memiliki syahwat serta kemampuan.
  • Membayar hutang saat mampu.

Dalam hal-hal ini, kecepatan dalam bertindak justru dianjurkan, namun tetap dalam kerangka aturan syariat.

 

Dampak Negatif dari Terburu-buru

Sikap terburu-buru yang sering terjadi terutama dalam urusan duniawi, seperti keingian untuk cepat menjadi kaya sehingga menghalalkan yang haram. Contohnya seperti berani korupsi, menipu, menyuap, menarik pungli, terlibat dalam riba, menjual barang haram. Semua ini hanya akan menghasilkan kekayaan yang tidak berkah dan menjauhkan kita dari kebahagiaan sejati.

 

Latihan untuk Menghindari kebiasaan Terburu-buru

Penting bagi kita untuk melatih diri, membiasakan secara perlahan-lahan untuk bersikap tenang dan menahan diri agar bisa lebih khusyuk dalam ibadah, lebih bijak dalam kehidupan sosial, lebih sehat rohani, juga secara intelektual hingga selamat dunia akhirat. Ada pepatah arab berkata:

من استعجل شيئا قبل أوانه عوقب بحرمانه

Siapa yang tergesa-gesa terhadap sesuatu sebelum waktunya, ia dihukum dengan tidak mendapatkannya.

 

Manusia diciptakan (bersifat) tergesa-gesa. Kelak Aku akan memperlihatkan kepadamu (azab yang menjadi) tanda-tanda (kekuasaan)- Ku. Maka, janganlah kamu meminta Aku menyegerakannya.” (QS. AL-ANBIYA’  : 37)

 

– K.H. Muhammad Shaleh Drehem, Lc. (@msdrehem)

Gibran Alfatih Panjaitan: Menaklukkan Hafiz Indonesia 2024 dengan Nada Hijaz Metode Wafa

Di panggung akbar Hafiz Indonesia 2024, sebuah kisah inspiratif terukir oleh Gibran Alfatih Panjaitan, Juara pertama Hafiz Indonesia 2024. Meski hafalannya tidak sebanyak pesaingnya, Gibran menunjukkan bahwa kualitas mengalahkan kuantitas dengan meraih skor tertinggi, 183 poin.

Prestasi Gibran tidak hanya mencerminkan kecerdasan, tetapi juga kepercayaan diri yang luar biasa saat ia melantunkan ayat-ayat suci dengan nada Hijaz Wafa, sebuah metode yang telah dipelajari di Perguruan Islam Al Amjad Medan. Perguruan ini, yang telah menjadi pusat pembelajaran Al-Qur’an Wafa sejak 2018, juga menawarkan program inovatif bagi wali murid untuk belajar bersama anak-anak mereka, menciptakan lingkungan belajar yang harmonis di rumah dan sekolah.

Dewan juri yang terdiri dari Kak Nabila, Ustadz Amir Faishol, Syekh Hussein Jaber, dan Syekh Riyadh, terpukau oleh penampilan Gibran yang konsisten memperlihatkan sikap dan perilaku yang baik serta kemajuan yang signifikan dalam bacaan Al-Qur’an-nya.

Gibran, bersama dengan Yukiko dari Purwakarta dan Arfan dari Batam, telah membuktikan bahwa usia muda bukanlah penghalang untuk berprestasi di tingkat nasional. Mereka adalah generasi muda yang begitu antusias untuk menghafal dan mempelajari Al-Qur’an yang semoga kelak menjadi pemimpin yang terus istiqomah untuk belajar dan mengajarkan Al-Qur’an.

Silaturrahmi Wafa ke MUI JATIM disambut hangat oleh Gus Reza dan Tim

SURABAYA – Pada tanggal 30 April 2024, sebuah pertemuan hangat dan penuh keakraban terjadi antara tim Yayasan Syafa’atul Qur’an (WAFA) dan MUI Jatim. Pertemuan ini diadakan di Agis, Surabaya.

Dari pihak Yayasan Syafa’atul Qur’an, pertemuan ini dihadiri oleh Ust. Mashuda, Ust. Dody Tisna A., dan Ust. Tamamur Ridla. Sedangkan dari pihak MUI Jatim, pertemuan ini dihadiri oleh Dr. KH. Reza Ahmad Zahid, KH. Moh. Hasan Naufal, KH. Ahmad Fauzi, Hj. Azimatun Ni’mah, dan KH. Ahmad Firdaus.

Acara ini berlangsung dalam suasana santai dengan nuansa Idul Fitri. Dalam pertemuan ini, berbagai topik dibahas, salah satunya adalah isu pendidikan Al-Quran di Indonesia.

Pertemuan ini diadakan berhubung kantor Yayasan Syafa’atul Qur’an dan kantor baru MUI Jatim yang begitu berdekatan. Oleh karena itu, Yayasan Syafa’atul Qur’an merasa perlu untuk menjalin silaturrahmi dan perkenalan dengan MUI Jatim.

Pertemuan ini diharapkan dapat mempererat hubungan antara Yayasan Syafa’atul Qur’an dan MUI Jatim, serta membuka peluang kerjasama di masa depan, khususnya dalam bidang dakwah pendidikan Al-Quran di Indonesia.


Wafa Belajar Al-Qur’an
Metode Otak Kanan

#wafaindonesia #metodewafa #mui #muijatim

Ustadz Adi Hidayat (UAH) Hadir di Milad 1 Dekade Metode Wafa

Surabaya – Ustadz Adi Hidayat hadir di Surabaya dalam acara tabligh akbar puncak rangkaian acara milad 1 dekade Metode Wafa yang diselenggarakan di ruang utama Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Jumat (10/11/2023). Acara ini dimulai langsung setelah shalat Jumat dan diawali dengan sambutan oleh dewan Yayasan Syafa’atul Qur’an Indonesia (Wafa) K.H. Muhammad Shaleh Drehem, Lc., dan Ketua Badan Pelaksana dan Pengelola Masjid Al Akbar Surabaya Dr. H. M. Sudjak, M.Ag.

Tabligh Akbar yang mengusung tema tentang tantangan pendidikan Al-Qur’an di era digital ini, dihadiri lebih dari 10.000 jamaah yang terkonfirmasi hadir dari berbagai daerah tidak hanya dari Surabaya-Sidoarjo dan sekitarnya, tetapi juga dari Malang, Kediri, Ponorogo, Pasuruan dan berbagai kota Jawa Timur lainnya bahkan terkonfirmasi ada beberapa rombongan yang hadir dari Malaysia.

Mengutip sebuah hadits Nabi Muhammad SAW, ustadz yang biasa disingkat UAH ini mengatakan bahwa manusia terbaik adalah yang belajar Al-Qur’an. “Kalau ada dua orang pintar, satunya belajar Qur’an dan satunya tidak, maka orang pintar yang belajar Qur’an ini yang terbaik. Kalau ada dua orang sukses, satunya belajar Quran dan satunya tidak, maka orang sukses yang belajar Qur’an ini yang terbaik,” kata Ustadz Adi Hidayat dalam ceramahnya.

Sebelumnya pada bulan Oktober yang lalu, rangkaian milad 1 dekade Wafa juga telah menyelenggarakan Wisuda Guru Al-Qur’an dengan mewisuda 556 guru Al-Qur’an dari Aceh hingga Papua. Dalam acara tersebut kuliah tamu disampaikan oleh Imam Besar Masjid Istiqlal dan rektor Universitas PTIQ Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A.. Selain itu juga telah terselenggarakan Kontes Al-Qur’an Wafa (KAFA) 2023 yang juga diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai daerah di Indonesia.

Direktur Wafa, H. Mohamad Yamin, S.T., M.Pd. menyampaikan syukur atas suksesnya penyelenggaraan acara ini, “Kami sampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh pihak baik seluruh tim promotor penyelenggara, panitia dan relawan Wafa, shohibul bait Masjid Nasional Al Akbar, tim Ustadz Adi Hidayat dan kepada seluruh peserta jamaah yang telah hadir.”

Acara ini juga mengundang pimpinan lembaga lintas metode baca Al-Qur’an seperti Tilawati, Ummi, Al Barqy dan lain sebagainya. “Acara ini adalah momen silaturahmi tidak hanya antar mitra metode Wafa, tetapi juga antar metode baca Al-Qur’an, antar ormas, dan seluruh masyarakat agar kita bisa saling mengenal dan bersatu kembali untuk umat.” dikutip dari pesan dewan pakar Metode Wafa Dr. Shobikhul Qisom, M.Pd.