“Seandainya Kami turunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah karena takut kepada Allah. Perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berpikir.” (QS. Al-Hasyir Ayat 21)
Renungan kita “Mulia Bersama Al Quran”
Ada 4 Terminologi islam yang perlu kita perhatikan :
- Rofahiyah, Kesejahteraan yang cenderung fisik atau materi dan bisa dicapai siapa saja. Dari Muslim maupun non Muslim
- Sa’adah, Kebahagiaan yang cenderung Immateri, abstrak dan bisa juga dicapai oleh siapapun seperti kebahagiaan spiritual dan emosional.
- Karomah, Karunia atau Keistimewaan yang hanya diperoleh oleh umat muslim atau orang yang bertakwa.
- Hasanah, Kebaikan atau Amal Baik duniawi maupun ukhrowi yang juga hanya bisa untuk umat muslim
Umat muslim yang mampu mendapatkan Karomah dan Hasanah ada jaminan nyaman di dunia dan selamat di akhirat, tentu kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Orang bertakwa adalah orang yang taat beragama.
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْاۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu” (QS. Al Hujurat Ayat 13).
4 terminologi di atas hanya bisa terwujud dengan sempurna jika ada unsur sehat jasmani dan rohani. Maka, kesempatan emas dilakukan oleh umat muslim yang bertakwa.
Turun langsung dari Lauhul Mahfuz sebagai media Allah SWT dan Manusia
Orang yang membaca Al-Qur’an, dekat dan akrab dengan Al-Qur’an, maka pasti dekat dan diperhatikan oleh Allah. Mengingat kehidupan ini penuh dengan tantangan, gangguan, godaan, tapi manusia yang dekat dengan Al-Qur’an, akan mudah nyambung/ngobrol kepada Allah SWT karena Al-Qur’an diturunkan langsung dari Lauhul Mahfuz.
Pahalanya yang begitu besar yang harusnya menjadi motivasi untuk setiap muslim, 1 huruf dibalas 1 kebaikan dan dilipatkan menjadi 10 kali lipat. Orang yang membaca Al-Qur’an akan terjadi respon fisik pada kulit serta hati.
اَللّٰهُ نَزَّلَ اَحْسَنَ الْحَدِيْثِ كِتٰبًا مُّتَشَابِهًا مَّثَانِيَۙ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُوْدُ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْۚ ثُمَّ تَلِيْنُ جُلُوْدُهُمْ وَقُلُوْبُهُمْ اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِۗ ذٰلِكَ هُدَى اللّٰهِ يَهْدِيْ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ هَادٍ
”Allah telah menurunkan perkataan yang terbaik, (yaitu) Kitab (Al-Qur’an) yang serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang. Oleh karena itu, kulit orang yang takut kepada Tuhannya gemetar. Kemudian, kulit dan hati mereka menjadi lunak ketika mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Siapa yang dibiarkan sesat oleh Allah tidak ada yang dapat memberi petunjuk”. (QS. Az-Zumar Ayat 23).
Cerita nyata bersama Al-Quran
Salah satu penelitian menjelaskan bahwa suara Al-Qur’an yang dibaca dengan tartil maka akan melayang ke telinga pembaca maupun pendengan, masuk ke dalam tubuh menembus sel-sel. Sel mati akan hidup, sel sakit akan sehat, sel sehat akan aktif, sehingga sesungguhnya bacaan Al-Qur’an itu sangat dahsyat bagi manusia. Ada 2 bukti nyata yang benar terjadi karena kemuliaan Al-Qur’an:
- Kejadian di Australia, seorang muslim yang menderita sakit kanker cukup parah hingga rumah sakit tidak mampu menyembuhkannya. Tak punya pilihan lain, keluarganya berserah diri kepada Allah SWT, mengumpulkan keluarga besar dan membaca Surah Ar-Rahman secara rutin. Tak masuk akal, kondisi berangsur membaik.
- Istri seorang Jenderal Purnawirawan Polisi, “Saya 2 tahun lalu lumpuh, tidak bisa jalan, sudah coba ke rumah sakit, habis ratusan juta, tidak kunjung sembuh. Karena usia saya sudah diatas 70, saya menyerah, saya pasrah”. Ia mencoba membaca Al Qur’an satu juz setiap hari dengan kondisi pengetahuan yang minim untuk membaca Al-Qur’an, ditiupkan ke tangan diusapkan ke tubuh, dengan keyakinan “Ya Allah jika engkau masih menyembuhkan, sembuhkanlah, tapi jika tidak saya ridho”. Artinya adalah ketika hati sudah menyerah, pasrah dan berkeinginan dari hati untuk menghubungi Allah langsung, maka pendekatan diri dengan Al-Qur’an salah satu caranya.
Maka, perlu motivasi dalam diri mendekati atau keinginan akrab dengan Al-Qur’an dengan menyadari kemuliaan, kehormatan untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan.
Kita menyadari bahwa masih banyak yang belum bisa baca Al-Qur’an dengan baik, hal ini jangan sampai dibawa mati, jangan sampai kita malu di depan Allah SWT karena tidak bisa baca Al-Qur’an. Zaman sekarang sudah banyak yang menyediakan pelatihan secara langsung maupun digital untuk berapun usianya. Al-Qur’an seharusnya menjadi bagian dari diri kita untuk mengobrol dengan Allah SWT. Paham atau tidak tau maknanya, tetap punya efek positif pada fisik maupun kejiwaan.
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Al-Hasyr Ayat 18)
– Prof. Dr. H. Ahmad Zahro, MA.